
Rebalancing, Pasar SUN Bisa Kena Sentimen Santa Claus Rally
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
23 December 2019 10:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar surat utang negara (SUN) diprediksi kembali menguat hari ini, Senin (23/12/2019) terutama karena akan ada aksi penyesuaian (rebalancing) portofolio obligasi yang didukung aroma positif damai dagang Amerika Serikat (AS)-China.
Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam risetnya pagi ini menilai sentimen positif dari rebalancing dan perang dagang tersebut akan memicu Santa Claus Rally hingga akhir tahun dan membuatnya merekomendasikan aksi beli hari ini.
Santa Claus Rally dikenal dengan aktivitas kenaikan pasar saham dan surat utang dalam 5 hari perdagangan terakhir di Desember dan 2 hari perdagangan pertama di Januari.
"Kami merekomendasikan beli hari ini dengan volume kecil," ujar Nico dan tim.
Rebalancing, lanjutnya, diprediksi masih akan terjadi pada seri yang akan menjadi acuan tahun depan dan membuat tingkat imbal hasilnya (yield) akan turun. Seri-seri tersebut adalah FR0081 yang akan menjadi acuan tenor 5 tahun dengan jatuh tempo 2025,
FR0082 tenor 10 tahun, FR0080 15 tahun, dan FR0083 20 tahun.
Pergerakan harga dan tingkat imbal hasil (yield) SUN saling bertolak belakang di pasar, dan yield lebih digunakan di pasar karena mencerminkan harga, kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar tahjn ini adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.064,76 triliun SBN, atau 38,51% dari total beredar Rp 2.765 triliun berdasarkan data per 19 Desember.
Artinya, sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat keluar dari pasar SUN senilai Rp 1,94 triliun, dan sejak awal bulan masih defisit Rp 3,04 triliun.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 171,51 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas) Next Article AS-China Suram, Investor SUN Disarankan Geser ke Tenor Pendek
Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam risetnya pagi ini menilai sentimen positif dari rebalancing dan perang dagang tersebut akan memicu Santa Claus Rally hingga akhir tahun dan membuatnya merekomendasikan aksi beli hari ini.
Santa Claus Rally dikenal dengan aktivitas kenaikan pasar saham dan surat utang dalam 5 hari perdagangan terakhir di Desember dan 2 hari perdagangan pertama di Januari.
"Kami merekomendasikan beli hari ini dengan volume kecil," ujar Nico dan tim.
Rebalancing, lanjutnya, diprediksi masih akan terjadi pada seri yang akan menjadi acuan tahun depan dan membuat tingkat imbal hasilnya (yield) akan turun. Seri-seri tersebut adalah FR0081 yang akan menjadi acuan tenor 5 tahun dengan jatuh tempo 2025,
FR0082 tenor 10 tahun, FR0080 15 tahun, dan FR0083 20 tahun.
Pergerakan harga dan tingkat imbal hasil (yield) SUN saling bertolak belakang di pasar, dan yield lebih digunakan di pasar karena mencerminkan harga, kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar tahjn ini adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.064,76 triliun SBN, atau 38,51% dari total beredar Rp 2.765 triliun berdasarkan data per 19 Desember.
Artinya, sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat keluar dari pasar SUN senilai Rp 1,94 triliun, dan sejak awal bulan masih defisit Rp 3,04 triliun.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 171,51 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas) Next Article AS-China Suram, Investor SUN Disarankan Geser ke Tenor Pendek
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular