Terkuat Sejak Juli, Rupiah Makin Moncer Aja Nih!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 December 2019 08:12
Jelang akhir tahun, sepertinya optimisme investor sedang tinggi karena berbagai berita positif yang beredar di pasar.
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Jelang akhir tahun, sepertinya optimisme investor sedang tinggi karena berbagai berita positif yang beredar di pasar.

Pada Senin (21/12/2019), US$ 1 dihargai Rp 13.950 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,14% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan. Mata uang Tanah Air berada di posisi terkuat sejak 23 Juli.



Sepanjang minggu kemarin, rupiah menguat tipis 0,07% di hadapan dolar AS secara point-to-point. Ada potensi rupiah bisa mengulangi catatan positif tersebut pada perdagangan hari ini.


Dari sisi eksternal, wangi damai dagang semerbak meski bukan dari AS-China melainkan segitiga AS-Kanada-Meksiko. Akhir pekan lalu, House of Representatives (satu dari dua kamar parlemen AS) menyetujui rancangan undang-undang kerja sama perdagangan AS-Kanada-Meksiko pengganti Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).

Presiden AS Donald Trump tahun lalu memutuskan Negeri Adidaya keluar dari NAFTA karena dianggap merugikan. Produk-produk Kanada dan Meksiko masuk dengan deras ke AS, tanpa ada investasi dari dua negara tersebut, Trump menilai AS cuma dijadikan pasar.

Oleh karena itu, Trump menyusun kesepakatan bilateral dengan Kanada dan Meksiko (Trump bukan seorang multilateralis) dan menuangkannya dalam US-Mexico-Canada Agreement (USMCA). Setelah setahun lebih, akhirnya House menyetujui rancangan undang-undang USMCA. Proses berikutnya adalah dibawa ke Senat. Namun sepertinya tidak akan ada hambatan yang berarti karena Senat dikuasai oleh Partai Republik pendukung pemerintah.

"USMCA akan mendatangkan lapangan kerja, teknologi, dan investasi. Dukungan AS akan mengakhiri masa-masa penuh ketidakpastian," kata Marcelo Ebrard, Menteri Luar Negeri Meksiko, seperti diberitakan Reuters.


Sentimen berikutnya adalah rilis data di AS. Akhir pekan lalu, diumumkan angka pembacaan final pertumbuhan ekonomi AS kuartal III-2019 yaitu 2,1% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized). Tidak berubah dibandingkan pembacaan sebelumnya dan sesuai dengan ekspektasi pasar.

Rilis data pertumbuhan ekonomi AS yang minim kejutan tersebut membuat dolar AS malas bergerak. Pada pukul 07:55 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) stagnan di 97,69. Stagnasi dolar AS memberi ruang bagi rupiah untuk menyalip.



TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular