Fitch: Akselerasi Kredit 2020, BI Bisa Pangkas Bunga 50 bps

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
20 December 2019 18:52
Fitch Ratings memproyeksikan Bank Indonesia (BI) masih akan memangkas suku bunga acuan.
Foto: Konferensi pers hasil RDG Bank Indonesia (CNBC Indonesia/Lidya Julita S)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings memproyeksikan Bank Indonesia (BI) masih akan memangkas suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,50% pada tahun 2020.

Pemangkasan suku bunga ini untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi domestik dan mendorong pertumbuhan kredit perbankan.

Dalam risetnya, Fitch Ratings menuturkan, keputusan bank sentral Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5% dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada Kamis 19 Desember 2019 sudah sesuai perkiraan.


"Kami memperkirakan BI akan melakukan dua kali penurunan suku bunga 25 bps selama tahun 2020 untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan kredit," tulis Fitch Ratings, dalam riset yang dipublikasikan, dikutip Jumat (20/12/2019).

Ada beberapa pertimbangan Fitch Ratings memproyeksikan BI akan lebih melakukan kebijakan moneter longgar (dovish), di antaranya pertumbuhan PDB riil yang melambat dari rata-rata 5,2% YoY pada tahun 2018 menjadi 5,0% dalam 9 bulan pertama tahun 2019.

Tak hanya itu, Indonesia juga menghadapi tekanan eksternal yang bersumber dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, kondisi ini menyebabkan ekspor terkontraksi dan permintaan domestik jadi lesu.

Sisi lain, sektor manufaktur dalam negeri juga melambat. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit di sektor ini yang melambat 6,5% per Oktober 2019. Padahal, September 2019 angkanya masih di 7,9%.


"Perlambatan yang berkelanjutan akan mendorong penurunan suku bunga lebih lanjut pada tahun 2020," papar Fitch Ratings.

Sementara itu, Fitch memproyeksikan inflasi sepanjang tahun 2020 akan berada di kisaran 3,5%, masih sesuai dengan target BI di level 2-4%.

Namun, yang menjadi catatan, nilai tukar rupiah akan lebih rentan melemah di tahun 2020. Apa pasal?

Rupiah dinilai sangat rentan terhadap gejolak eksternal karena Indonesia termasuk negara yang tetap bergantung pada aliran modal asing (capital inflows) untuk membiayai defisit fiskal dan transaksi berjalan. Selain itu, porsi investor asing di Surat Berharga Negara (SBN) mencapai 39%.

Jika pada tahun 2019 Fitch memperkirakan transaksi berjalan Indonesia akan defisit 2,9% dari PDB (current account deficit/CAD) dan defisit fiskal 2,0%, maka pada tahun depan diproyeksikan akan menyempit menjadi 2,8% untuk CAD dan 1,8% untuk defisit APBN.

[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Untuk Pertama Kali, Fitch Ganjar Freeport Dengan Rating BBB-

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular