
Sempat Rekor Harga Tertinggi, Apakah Saham BCA Sudah Mahal?

Jakarta, CNBC Indonesia - Lesatan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) hingga menyentuh rekor harga tertingginya (all time high) pada hari Rabu (18/12/2019) kemarin mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tutup pada level tertingginya dalam enam minggu terakhir.
Posisi saham BCA di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga saat ini masih menjadi saham dengan nilai kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar dengan kapitalisasi mencapai Rp 832,72 triliun, semakin tinggi kapitalisasi maka pengaruh pergerakan harga sahamnya akan semakin besar kepada IHSG.
Pada penutupan bursa saham Rabu (18/12) kemarin, saham BBCA ditutup pada level tertingginya sepanjang masa pada harga Rp 33.775/unit saham naik 1.275 poin (+3,92%). Sedangkan pada penutupan sesi satu siang ini, saham BCA turun 600 poin (-1,77%) pada harga Rp 33.175/saham karena profit taking.
Lalu apakah saham BCA sudah murah? Untuk melihat apakah harga sahamnya murah (undervalued) atau mahal (overvalued), secara relatif dapat dievaluasi melalui rasio price to earning ratio (P/E Rasio) dan price to book value ratio (P/B Rasio).
Untuk saham bank cenderung lebih cocok menggunakan P/B rasio mengingat mayoritas aset-aset perbankan berbentuk kas, surat berharga, dan tagihan. PBV adalah rasio yang membandingkan nilai pasar saham terhadap nilai buku per saham.
Merujuk pada harga penutupan perdagangan Rabu (18/12/2019) dan laporan keuangan perusahaan hingga September 2019, PBV Saham BCA sebesar 4,91 kali.
Apakah angka tersebut paling mahal? Jawabannya ternyata tidak, karena PBV saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) masih lebih tinggi dengan nilai angka 7,94.
Meskipun PBV saham BCA terbilang tinggi, tetapi kinerja sahamnya lebih disukai pelaku pasar yang tercermin pada kenaikan harganya hingga 29,9% sejak awal tahun, jauh lebih baik dibandingkan kinerja saham BTPN yang minus 4,07%.
Faktor lain yang menjadi pertimbangan investor kakap salah satunya ialah kapitalisasi pasarnya, semakin besar kapitalisasi maka semakin nyaman investor berinvestasi pada saham tersebut karena tidak mudah digerakkan pihak-pihak tertentu dengan catatan sahamnya likuid.
Jika dilihat dari nilai market cap, saham BCA tentu belum sebanding dengan BTPN yang memiliki market cap hanya Rp 26,89 triliun. Secara market cap, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi yang terbesar kedua dengan kapitalisasi Rp 542 triliun dengan kinerja harga saham 20,22%.
Berikut data dan kinerja saham BCA serta saham-saham pembandingnya di bursa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!