
Usai Sentuh Rekor Tertinggi, Saham BCA Dilanda Profit Taking
CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
18 December 2019 10:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mencatatkan rekor harga tertinggi pada pada perdagangan Selasa kemarin, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mulai terkoreksi pada perdagangan pagi ini, Rabu (18/12/2019).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham BBCA terkoreksi 0,31% ke level Rp 32.400/saham. Volume saham yang ditransaksikan mencapai 3,96 juta saham senilai Rp 128,27 miliar.
Meskipun harga saham turun, saham BCA banyak dibeli investor asing. Nilai akumulasi beli bersih (net buy) asing tercatat mencapai Rp 8,2 miliar hingga pukul 10.05 WIB. Penurunan saham lebih karena ada aksi jual dari investor domestik.
Kemarin, saham BCA sempat menyentuh level harga tertinggi baru, ke level Rp 32.500/saham. Jika dihitung dari awal tahun hingga perdagangan hari ini atau year to date, harga saham BCA tercatat naik 24,62%.
Nilai kapitalisasi BCA saat ini sudah mencapai Rp 798,82 triliun, merupakan nilai kapitalisasi terbesar dari seluruh emiten yang tercatat di BEI.
BCA pertama kali melantai di BEI pada 31 Mei 2000, dengan menawarkan harga saham di pasar perdana Rp 1.400/saham.
Harga saham BCA mendapat apresiasi dari investor karena kinerja perseroan yang relatif terjaga hingga kuartal III-2019. Pada periode ini, laba bersih BCA naik 13% year on year menjadi Rp 20,9 triliun.
Pendapatan bunga bersih BCA naik 12,2% yoy menjadi Rp 37,4 triliun. Pendapatan operasional lainnya naik 19,3% yoy menjadi Rp 15 triliun di dorong peningkatan provisi dan komisi serta pendapatan transaksi perdagangan.
Selain itu, dalam setahun ini BCA aktif melakukan aksi korporasi. Pada April lalu, BCA mengakuisisi Royal Bank Indonesia. Pekan lalu, BCA juga mengumumkan rencana pencaplokan saham PT Rabobank International Indonesia.
(hps/tas) Next Article Abrakadabra! Dari Ciparay Bank Royal Disulap Jadi BCA Digital
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham BBCA terkoreksi 0,31% ke level Rp 32.400/saham. Volume saham yang ditransaksikan mencapai 3,96 juta saham senilai Rp 128,27 miliar.
Meskipun harga saham turun, saham BCA banyak dibeli investor asing. Nilai akumulasi beli bersih (net buy) asing tercatat mencapai Rp 8,2 miliar hingga pukul 10.05 WIB. Penurunan saham lebih karena ada aksi jual dari investor domestik.
Kemarin, saham BCA sempat menyentuh level harga tertinggi baru, ke level Rp 32.500/saham. Jika dihitung dari awal tahun hingga perdagangan hari ini atau year to date, harga saham BCA tercatat naik 24,62%.
Nilai kapitalisasi BCA saat ini sudah mencapai Rp 798,82 triliun, merupakan nilai kapitalisasi terbesar dari seluruh emiten yang tercatat di BEI.
BCA pertama kali melantai di BEI pada 31 Mei 2000, dengan menawarkan harga saham di pasar perdana Rp 1.400/saham.
Harga saham BCA mendapat apresiasi dari investor karena kinerja perseroan yang relatif terjaga hingga kuartal III-2019. Pada periode ini, laba bersih BCA naik 13% year on year menjadi Rp 20,9 triliun.
Pendapatan bunga bersih BCA naik 12,2% yoy menjadi Rp 37,4 triliun. Pendapatan operasional lainnya naik 19,3% yoy menjadi Rp 15 triliun di dorong peningkatan provisi dan komisi serta pendapatan transaksi perdagangan.
Selain itu, dalam setahun ini BCA aktif melakukan aksi korporasi. Pada April lalu, BCA mengakuisisi Royal Bank Indonesia. Pekan lalu, BCA juga mengumumkan rencana pencaplokan saham PT Rabobank International Indonesia.
(hps/tas) Next Article Abrakadabra! Dari Ciparay Bank Royal Disulap Jadi BCA Digital
Most Popular