Skandal Jiwasraya

Ekuitas Minus Rp 24 T, Begini Kinerja Jiwasraya per September

tahir saleh, CNBC Indonesia
19 December 2019 11:23
PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tengah berada di ujung tanduk.
Foto: Jiwasraya (CNBC Indonesia/Ranny Virginia Utami)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tengah berada di ujung tanduk. Gagal bayar polis produk JS Saving Plan yang jatuh tempo pada Oktober-Desember 2019 sudah mencapai Rp 12,4 triliun.

Manajemen yang baru Jiwasraya mengakui tak sanggup membayar kewajiban pembayaran polis jatuh tempo itu seiring dengan kondisi keuangan perusahaan yang tengah 'sekarat'.

"Tentu tidak bisa, sumbernya dari corporate action. Mohon maaf ke nasabah, dari awal saya enggak bisa pastikan tanggal berapa [pembayaran polis] karena ini dalam proses," kata Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan komisi VI DPR RI, Senin (16/12/2019).



Mengacu Dokumen Penyelamatan Jiwasraya yang diperoleh CNBC Indonesia, terungkap kinerja terakhir perusahaan asuransi yang berdiri sejak 31 Desember 1859 dengan nama Nederlandsch Indiesche Levensverzekering en Liffrente Maatschappij van 1859 ini.

Total aset Jiwasraya per September 2019 mencapai Rp 25,68 triliun, sementara total kewajiban mencapai Rp 49,60 triliun.

 Rincian Total Aset Jiwasraya per September 2019

Ikhtisar

Per September 2019 (Rp T)

Aset Reasuransi

0,68

Aset Lancar

0,53

Aset Tetap

1,96

Aset Lainnya

0,33

Aset Investasi

22,17

Total Aset

25,68

 

Rincian Total Liabilitas Jiwasraya per September 2019

Ikhtisar

Per September 2019 (Rp T)

LMPMD-UL

0,53

Utang Klaim

9,99

LMPMD Non UL

3,87

PYBMP

0,05

Liabilitas Lainnya

3,87

Total Liabilitas

49,60

Ket: LMPMD (Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan, UL (Unit link), PYBMP (Premi yang Belum Merupakan Pendapatan).

Adapun terjadi ekuitas negatif sebesar Rp 20,2 triliun dan rasio kecukupan modal atau risk based capital (RBC) Jiwasraya minus hingga 664,4% per Juni 2019. Namun pada September 2019, ekuitas negatif membengkak lagi menjadi Rp 23,92 triliun.

Padahal berdasarkan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bahwa modal minimum (RBC) yang harus dipenuhi oleh perusahaan asuransi baik umum atau jiwa adalah 120%.

RBC adalah rasio solvabilitas yang menunjukkan kesehatan keuangan perusahaan asuransi. Jika RBC kian besar, semakin sehat pula kondisi finansialnya.


Dalam Dokumen Penyelamatan Jiwasraya yang diperoleh CNBC Indonesia, disebutkan bahwa untuk meningkatkan nilai RBC sampai 120%, maka jumlah dana yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 32,89 triliun.

Jumlah tersebut terdiri dari kebutuhan pemenuhan RBC sebesar Rp 2,89 triliun dan adanya total ekuitas setelah terjadi impairment asset yakni sebesar Rp 30,13 triliun. Impairment asset adalah penurunan nilai aset karena nilai tercatat aset (carrying amount) melebihi nilai yang akan dipulihkan.

Sebelumnya, Direktur Utama Jiwasraya yang baru, Hexana Tri Sasongko mengungkapkan merahnya wajah laporan keuangan perusahaan karena gagal mengelola aset yang dimiliki, di antaranya dalam memilih instrumen investasi khususnya saham.

"Seharusnya maksimal mengalokasikan untuk saham sebesar 20%, itu pun [harus saham] blue chips [saham unggulan], government bond [surat utang negara], instrumen BI minimal 30%," kata Hexana.

Alhasil dengan kondisi ini, RBC minus 805%. RBC adalah salah satu metode pengukuran batas tingkat solvabilitas perusahaan asuransi. "Untuk menuju 120% dalam hal ini menyelamatkan perusahaan dibutuhkan dana Rp 32,89 triliun," kata Hexana.


Ini skenario penyelamatan Jiwasraya

[Gambas:Video CNBC]


(tas/hps) Next Article Terungkap! 12 Masalah Pemicu Gagal Bayar Jiwasraya Rp 12,4 T

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular