
Reli IHSG Diprediksi Masih Berlanjut, AS-China jadi Penentu
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
17 December 2019 08:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju Indeks Harga Saham Gabungan masih punya tenaga untuk menguat lagi pada perdagangan Selasa (17/12/2019). Katalis positif negosiasi perdagangan Amerika Serikat dan China menjadi salah satu penopangnya.
Awal pekan ini, Senin (17/12/2019), IHSG ditutup menguat 0,23% ke level 6.211,59. Laju indeks acuan Indonesia tersebut tak seirama dengan bursa saham utama kawasan Asia yang ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,29%, indeks Hang Seng melemah 0,65%, indeks Straits Times jatuh 0,11%, dan indeks Kospi terkoreksi 0,1%.
Valbury Sekuritas, dalam risetnya mencatat, setelah tercapainya kesepakatan dagang fase pertama antara AS dan China, AS akan memulai negosiasi kesepakatan perdagangan fase kedua.
Sebaliknya, Cina memutuskan menangguhkan tarif tambahan untuk beberapa produk AS. Beberapa barang itu, seperti, jagung dan gandum, kendaraan buatan AS dan suku cadang kendaraan bermotor.
Dari domestik, katalis positif bersumber dari Pemerintah yang optimistis defisit akan tetap terjaga hingga akhir tahun, padahal penerimaan pajak masih cukup jauh dari target. Pemerintah meyakini karena salah satu faktor pendukung terjaganya defisit adalah pergerakan angka belanja yang mengalami peningkatan.
Meskipun faktor dari dalam negeri terbatas, lanjut Valbury, dampak negosiasi dagang akan positif mengangkat pasar saham di BEI. "Diperkirakan indeks acuan IHSG pada perdagangan saham hari ini berpeluang untuk apresiasi kembali," tulis Valbury, Selasa (17/12/2019).
Valbury memproyeksikan hari ini IHSG akan bergerak di kisaran support 6.193/6.175/6.153 dan resistance 6.234/6.256/6.275.
Namun demikian, Panin Sekuritas menilai, efek berita damai dagang belum bisa menggerakkan IHSG secara signifikan sehingga penguatan pun berakhir menyusut dengan candlestick yang berbentuk doji.
"Secara teknikal IHSG memberikan indikasi koreksi pada kisaran 6.165 - 6.200," ungkap Panin Sekuritas.
(hps/hps) Next Article Wow! IHSG Dibuka Hijau, Asing Borong Saham Lagi
Awal pekan ini, Senin (17/12/2019), IHSG ditutup menguat 0,23% ke level 6.211,59. Laju indeks acuan Indonesia tersebut tak seirama dengan bursa saham utama kawasan Asia yang ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,29%, indeks Hang Seng melemah 0,65%, indeks Straits Times jatuh 0,11%, dan indeks Kospi terkoreksi 0,1%.
Valbury Sekuritas, dalam risetnya mencatat, setelah tercapainya kesepakatan dagang fase pertama antara AS dan China, AS akan memulai negosiasi kesepakatan perdagangan fase kedua.
Sebaliknya, Cina memutuskan menangguhkan tarif tambahan untuk beberapa produk AS. Beberapa barang itu, seperti, jagung dan gandum, kendaraan buatan AS dan suku cadang kendaraan bermotor.
Meskipun faktor dari dalam negeri terbatas, lanjut Valbury, dampak negosiasi dagang akan positif mengangkat pasar saham di BEI. "Diperkirakan indeks acuan IHSG pada perdagangan saham hari ini berpeluang untuk apresiasi kembali," tulis Valbury, Selasa (17/12/2019).
Valbury memproyeksikan hari ini IHSG akan bergerak di kisaran support 6.193/6.175/6.153 dan resistance 6.234/6.256/6.275.
Namun demikian, Panin Sekuritas menilai, efek berita damai dagang belum bisa menggerakkan IHSG secara signifikan sehingga penguatan pun berakhir menyusut dengan candlestick yang berbentuk doji.
"Secara teknikal IHSG memberikan indikasi koreksi pada kisaran 6.165 - 6.200," ungkap Panin Sekuritas.
(hps/hps) Next Article Wow! IHSG Dibuka Hijau, Asing Borong Saham Lagi
Most Popular