
Newslettter
Move One dari AS-China, Mata Tertuju pada Data Ekonomi Dunia
Irvin Avriano Arief & sef, CNBC Indonesia
16 December 2019 06:21

Pertama, disepakatinya poin-poin damai dagang fase pertama pada Jumat malam oleh AS-China dapat menjalar ke pasar Asia dan Indonesia pada khususnya. Pasalnya, satu kekhawatiran yakni penaikan tarif impor China tambahan bukanlah menjadi penantian pasar lagi.
Kedua, agenda pasar domestik akan diwarnai beberapa aksi korporasi yang mencatatkan sahamnya di bursa, terutama dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Meskipun merupakan sentimen personal terhadap masing-masing emiten, tetapi jangan lupa bahwa BBCA dan UNVR memiliki poin yang cukup berpengaruh terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Ketiga, agenda pasar juga menunjukkan pekan ini akan menjadi momentum pengumuman serangkaian data perkembangan ekonomi terutama dari tingkat global. Beberapa bank sentral diketahui akan mengumumkan kebijakan moneternya terutama kebijakan suku bunga acuannya, yaitu Inggris Raya, Jepang, dan China.
Keempat, data-data lain yang juga akan keluar pekan ini adalah data manufaktur Jerman, Inggris Raya, dan AS, inflasi Inggris Raya dan Uni Eropa, inflasi Jepang, serta indeks keyakinan konsumen domestik.
Kelima, data penjualan ritel China serta neraca perdagangan Indonesia akan membuka kinerja pasar keuangan pada awal pekan ini. Survei pelaku pasar yang digelar Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi neraca dagang masih akan defisit meskipun tipis-tipis US$ 132 juta. Jika realisasinya akan defisit yang lebih dalam atau masih defisit, maka kontraksi neraca dagang sudah berjalan selama lebih dari 1 tahun, tepatnya 13 bulan berturut-turut.
Namun, mari tetap berharap bahwa aura liburan belum terlalu kental di pasar keuangan sehingga mampu mendorong aktivitas transaksi bursa saham dan obligasi hingga merealisasikan harap-harap cemas dari pelaku pasar terhadap datangnya Santa Claus Rally di akhir perdagangan bulan ini. (irv)
Kedua, agenda pasar domestik akan diwarnai beberapa aksi korporasi yang mencatatkan sahamnya di bursa, terutama dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Meskipun merupakan sentimen personal terhadap masing-masing emiten, tetapi jangan lupa bahwa BBCA dan UNVR memiliki poin yang cukup berpengaruh terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Ketiga, agenda pasar juga menunjukkan pekan ini akan menjadi momentum pengumuman serangkaian data perkembangan ekonomi terutama dari tingkat global. Beberapa bank sentral diketahui akan mengumumkan kebijakan moneternya terutama kebijakan suku bunga acuannya, yaitu Inggris Raya, Jepang, dan China.
Kelima, data penjualan ritel China serta neraca perdagangan Indonesia akan membuka kinerja pasar keuangan pada awal pekan ini. Survei pelaku pasar yang digelar Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi neraca dagang masih akan defisit meskipun tipis-tipis US$ 132 juta. Jika realisasinya akan defisit yang lebih dalam atau masih defisit, maka kontraksi neraca dagang sudah berjalan selama lebih dari 1 tahun, tepatnya 13 bulan berturut-turut.
Namun, mari tetap berharap bahwa aura liburan belum terlalu kental di pasar keuangan sehingga mampu mendorong aktivitas transaksi bursa saham dan obligasi hingga merealisasikan harap-harap cemas dari pelaku pasar terhadap datangnya Santa Claus Rally di akhir perdagangan bulan ini. (irv)
Next Page
Peristiwa dan Agenda Pekan Ini
Pages
Most Popular