
Bukti Gemuk, dari 142 BUMN Cuma 15 yang 'Nyumbang' Pemerintah
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
14 December 2019 21:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut dari 142 BUMN, hanya sebagian kecil yang bisa dianggap memiliki profit dan punya kontribusi terhadap pendapatan negara.
Dari total laba BUMN sebesar Rp 189 triliun, hanya 15 BUMN yang berkontribusi hingga 73%. "Jadi dari Rp 189 triliun, 73% nilainya dikontribusi oleh 15 perusahaan. Karena itu, harus diefisiensikan supaya bangun ekosistem sehat dengan swasta," kata Erick di Balai Sarbini sabtu (14/12/2019).
Dominasi 15 BUMN tersebut sebenarnya tidak baik, karena dari keseluruhan BUMN hanya sedikit yang mampu mengolah bisnisnya dengan baik. Hal tersebut perlu diantisipasi dan dicarikan solusi ke depan.
Apalagi, kata Erick, 15 perusahaan yang untung besar hanya terbatas pada sektor-sektor tertentu saja. "Karena memang ke-15 perusahaan ini lebih banyak fokus di bidang perbankan, telekomunikasi, komunikasi, dan oil and gas," beber Erick awal Desember lalu.
Mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin ini menilai, dalam jangka panjang sektor-sektor tersebut tak akan bisa diandalkan. Dia memberi contoh pada dunia perbankan yang saat ini sudah mulai tergerus zaman.
"Di mana ketika bicara era distrupsi seperti ini, yang namanya industri perbankan sendiri 10 tahun ke depan juga kita tidak tahu gimana nasibnya, dengan yang namanya e-payment dan lain-lain," tandasnya.
Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Achsanul Qosasi menambahkan dalam APBN tahun depan, BUMN ditargetkan bisa setor dividen Rp 45,5 triliun. Tapi angka ini mayoritas ditargetkan hanya dari 10 BUMN. "95% ditargetkan pada 10 BUMN besar, dengan target penyelesaian kredit bermasalah di Bank BUMN. 100 BUMN lainnya hanya hasilkan 5% dan ada yang masih rugi," ujarnya dalam cuitan di twitter.
(hps/hps) Next Article Potret Erick Thohir Sambut Ribuan Pegawai Baru BUMN
Dari total laba BUMN sebesar Rp 189 triliun, hanya 15 BUMN yang berkontribusi hingga 73%. "Jadi dari Rp 189 triliun, 73% nilainya dikontribusi oleh 15 perusahaan. Karena itu, harus diefisiensikan supaya bangun ekosistem sehat dengan swasta," kata Erick di Balai Sarbini sabtu (14/12/2019).
Dominasi 15 BUMN tersebut sebenarnya tidak baik, karena dari keseluruhan BUMN hanya sedikit yang mampu mengolah bisnisnya dengan baik. Hal tersebut perlu diantisipasi dan dicarikan solusi ke depan.
Apalagi, kata Erick, 15 perusahaan yang untung besar hanya terbatas pada sektor-sektor tertentu saja. "Karena memang ke-15 perusahaan ini lebih banyak fokus di bidang perbankan, telekomunikasi, komunikasi, dan oil and gas," beber Erick awal Desember lalu.
"Di mana ketika bicara era distrupsi seperti ini, yang namanya industri perbankan sendiri 10 tahun ke depan juga kita tidak tahu gimana nasibnya, dengan yang namanya e-payment dan lain-lain," tandasnya.
Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Achsanul Qosasi menambahkan dalam APBN tahun depan, BUMN ditargetkan bisa setor dividen Rp 45,5 triliun. Tapi angka ini mayoritas ditargetkan hanya dari 10 BUMN. "95% ditargetkan pada 10 BUMN besar, dengan target penyelesaian kredit bermasalah di Bank BUMN. 100 BUMN lainnya hanya hasilkan 5% dan ada yang masih rugi," ujarnya dalam cuitan di twitter.
(hps/hps) Next Article Potret Erick Thohir Sambut Ribuan Pegawai Baru BUMN
Most Popular