
Baru Caplok Bank Permata, Saham Bangkok Bank Malah Ambles
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
13 December 2019 13:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertarungan mendapatkan saham mayoritas PT Bank Permata Tbk (BNLI) kemarin berakhir setelah bank asal Thailand yaitu Bangkok Bank Pcl mengumumkan telah bersepakat dengan dua pihak pemilik Bank Permata.
Nilai transaksi yang disepakati juga jumbo, yaitu Rp 37,43 triliun atau setara US$ 2,67 miliar untuk seluruh 89,12% saham BNLI yang dimiliki Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk (ASII).
Meskipun memenangkan persaingan akhir dengan Sumitomo Mitsui Banking Corporation, saham Bangkok Bank justru semakin terperosok hari ini setelah pembelian saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) diumumkan kemarin.
Data Refinitiv hari ini (13/12/19) menunjukkan harga saham bank yang dipimipin Chartsiri Sophonpanich tersebut anjlok 3,72% menjadi 155,5 baht per saham dari posisi kemarin 161,5 baht, posisi terendah sejak 21 Desember 2016.
Namun, penurunan tersebut ternyata bukan kali pertama saham perusahaan turun karena sudah terjadi beruntun pada 2 hari sebelumnya, yaitu masing-masing sebesar 1,46% dan 4,44%. Pada 9 Desember, saham perseroan masih 171,5 baht per saham.
Sejak awal tahun, saham perseroan masih turun 23,4% dari posisi 203 baht per saham di akhir 2018 dan masih turun 27,67% dari posisi tertinggi tahun ini 215 baht per saham yang dicapai pada 31 Januari-1 Februari.
Harga saham terakhir perseroan hari ini membuat kapitalisasi pasarnya (market cap) perusahaan menjadi 307,67 miliar baht, setara Rp 142,6 triliun dan US$ 10,2 miliar.
Setelah pengumuman akuisisi kemarin, saham BNLI masih stagnan di Rp 1.310/saham hari ini setelah sempat bergerak di antara Rp 1.295/saham-Rp 1.400/saham. Harga saham itu membentuk market cap emiten Rp 33,36 triliun.
Bangkok Bank memiliki aset 3,11 triliun baht per akhir 2018, dengan kinerja operasional berupa pendapatan bunga (interest income) 170,65 miliar baht dan laba bersih 35,33 miliar baht. Perusahaan yang didirikanChinSophonpanich pada 1944 itu sudah memiliki 32 cabang internasional dan menjadi bank Thailand dengan jaringan internasional terluas.
(irv/irv) Next Article Perhatian! Bank Permata Siap Rights Issue 88 Miliar Saham
Nilai transaksi yang disepakati juga jumbo, yaitu Rp 37,43 triliun atau setara US$ 2,67 miliar untuk seluruh 89,12% saham BNLI yang dimiliki Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk (ASII).
Meskipun memenangkan persaingan akhir dengan Sumitomo Mitsui Banking Corporation, saham Bangkok Bank justru semakin terperosok hari ini setelah pembelian saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) diumumkan kemarin.
Data Refinitiv hari ini (13/12/19) menunjukkan harga saham bank yang dipimipin Chartsiri Sophonpanich tersebut anjlok 3,72% menjadi 155,5 baht per saham dari posisi kemarin 161,5 baht, posisi terendah sejak 21 Desember 2016.
Sejak awal tahun, saham perseroan masih turun 23,4% dari posisi 203 baht per saham di akhir 2018 dan masih turun 27,67% dari posisi tertinggi tahun ini 215 baht per saham yang dicapai pada 31 Januari-1 Februari.
Harga saham terakhir perseroan hari ini membuat kapitalisasi pasarnya (market cap) perusahaan menjadi 307,67 miliar baht, setara Rp 142,6 triliun dan US$ 10,2 miliar.
Setelah pengumuman akuisisi kemarin, saham BNLI masih stagnan di Rp 1.310/saham hari ini setelah sempat bergerak di antara Rp 1.295/saham-Rp 1.400/saham. Harga saham itu membentuk market cap emiten Rp 33,36 triliun.
Bangkok Bank memiliki aset 3,11 triliun baht per akhir 2018, dengan kinerja operasional berupa pendapatan bunga (interest income) 170,65 miliar baht dan laba bersih 35,33 miliar baht. Perusahaan yang didirikanChinSophonpanich pada 1944 itu sudah memiliki 32 cabang internasional dan menjadi bank Thailand dengan jaringan internasional terluas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article Perhatian! Bank Permata Siap Rights Issue 88 Miliar Saham
Most Popular