
Bangkok Bank Pengendali Baru Permata, Masih Cuankah BNLI?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) berhasil ditutup menguat 4% pada perdagangan sesi II, Kamis kemarin (12/12/2019). Sentimen utama penguatan saham BNLI ialah rencana akuisisi Bangkok Bank atas Bank Permata yang akhirnya terjawab pada Kamis sore.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) harga saham Bank Permata naik 4,38% ke level Rp 1.310/saham. Volume perdagangan mencapai 104,44 juta saham senilai Rp 135,44 miliar.
Mengacu data BEI, saham BNLI sudah menguat 15% dalam sepekan terakhir dan year to date melesat 110%. Investor asing pada Kamis kemarin memburu saham BNLI sebesar Rp 33,50 miliar di semua pasar, terbesar dari pasar reguler yakni Rp 26,25 miliar.
Secara year to date, asing sudah keluar dari saham BNLI Rp 355 miliar di semua pasar.
Data BEI mencatat, harga penutupan tertinggi saham Bank Permata pernah menyentuh Rp 1.385/saham pada 1 November lalu dan terendah terjadi pada 14 Mei yakni di level Rp 775/saham.
Akankah harga saham BNLI akan melesat pada Jumat ini mengingat pengendali Bank Permata sudah jatuh ke tangan Bangkok Bank?
Bangkok Bank Public Company Limited atau Bangkok Bank, kemarin, resmi resmi mengumumkan perseroan telah menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat dengan PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered Bank (Stanchart) untuk mengakuisisi total 89,12% saham BNLI. Transaksi ini diharapkan akan selesai pada tahun 2020.
Perseroan juga siap menggelar penawaran tender wajib (mandatory tender offer) untuk membeli sisa 10,88% saham publik di BNLI.
"Bangkok Bank mengantisipasi penawaran tender wajib untuk sisa 10,88% saham di Permata setelah merampungkan akuisisi saham kepemilikan sebesar 89,12%," tulis manajemen Bangkok Bank, dalam siaran pers, Kamis kemarin.
Dalam aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), disebutkan jika ada perusahaan atau investor yang membeli minimal 25% saham sasaran, maka diwajibkan untuk melakukan penawaran yang sama atau tender offer kepada pemegang saham lain, termasuk saham publik.
Aturan yang dimaksud yakni Peraturan OJK Nomor 9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka (tender offer). Dalam POJK itu disebutkan penawaran tender wajib adalah penawaran untuk membeli sisa saham perusahaan terbuka yang wajib dilakukan oleh pengendali baru.
Transaksi akuisisi ini berdasarkan penilaian yang disepakati sebesar 1,77 kali lipat dari nilai buku Bank Permata (yang masih akan disesuaikan).
Berdasarkan nilai buku Permata pada 30 September 2019, harga pembelian indikatif Rp 1.498 per saham dan nilai transaksi indikatif Rp 37,43 triliun (sekitar US$ 2,67 miliar atau 81,02 miliar THB) untuk 89,12% saham BNLI, dan Rp 42 triliun (sekitar US$ 3 miliar atau 90,91 miliar THB) untuk kepemilikan 100,0% saham BNLI.
Harga yang harus dibayar oleh Bank untuk kepemilikan 89,12% saham di Permata akan difinalisasikan berdasarkan 1,77 kali lipat dari nilai buku Permata (yang masih akan mengalami beberapa penyesuaian), sebagaimana tercantum dalam laporan keuangan terakhir yang diterbitkan Permata sebelum penyelesaian Transaksi.
Harga indikatif Rp 1.498/saham itu melebihi harga penutupan tertinggi Bank Permata dalam setahun terakhir.
Penyelesaian transaksi tunduk pada sejumlah kondisi sebelumnya termasuk persetujuan regulator dari Bank of Thailand dan OJK, serta persetujuan rapat umum pemegang saham Bangkok Bank.
Akuisisi ini akan dibiayai melalui perpaduan sumber daya internal dan kegiatan pendanaan rutin Bangkok Bank.
Akuisisi ini diharapkan akan menambah keuntungan per saham (earnings per share) dan pengembalian ekuitas (return on equity) Bangkok Bank segera setelah proses akuisisi selesai. Posisi modal Bank juga diperkirakan akan tetap kokoh setelah penyelesaian Transaksi.
![]() |
"Ekspansi internasional adalah strategi utama kami. Indonesia khususnya adalah fokus utama bagi kami, karena Indonesia adalah salah satu ekonomi utama yang tumbuh paling cepat di Asia dengan fundamental makroekonomi yang sangat mendukung, demografi yang menguntungkan, dan dengan peningkatan integrasi regional ASEAN," kata Piti Sithi-Amnuai, Chairman Bangkok Bank, dalam pernyataannya.
Hanya saja, belum ada jaminan saham BNLI akan langsung melesat, mengingat saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pun ambles 0,63% di level Rp 31.700/saham, pada penutupan perdagangan Kamis kemarin, setelah sehari sebelumnya mencaplok mayoritas saham PT Bank Rabobank International Indonesia.
Simak laba Astra International
(tas/sef) Next Article Perhatian! Bank Permata Siap Rights Issue 88 Miliar Saham
