
Hary Tanoe & Sariaatmadja Berkolaborasi, Begini Rencananya
Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 December 2019 13:18

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) dan PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) akan sepakat untuk melakukan kerja sama yang akan dilanjutkan dengan melakukan pertukaran saham (share swap). Meski belum dipastikan bentuk dari kerja sama tersebut, namun perjanjian tukar menukar saham ini akan dilakukan dengan membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV).
Direktur Utama Surya Citra Media Sutanto Hartono menggambarkan perusahaan JV ini akan menjadi perusahaan yang dimiliki keduanya untuk melakukan produksi konten siaran bersama, baik untuk konten televisi maupun film bioskop.
"Joint content yang paling gampang, tidak berubah struktur. Tapi ke depan kesepakatan dan sinergi ga dominan akan bangun JV konten produksi dengan branded konten. Ini masih tahap awal," kata Sutanto di Djakarta Theatre, Jakarta, Kamis (12/12/2019).
Senada dengan itu, Direktur Utama Media Nusantara Citra David Fernando Audy mengatakan kedua perusahaan akan terus meningkatkan kerja sama diantara keduanya, sehingga rencana share swap tersebut masih terus dibicarakan. Saat ini keduanya masih berfokus untuk produksi konten bersama.
"Masih dalam pembicaraan MNCN dan SCMA masih banyak kajian valuasi dan quantity. Ga bisa jawab firm," jelas David di kesempatan yang sama.
Kedua perusahaan baru saja menandatangani kerja sama strategis terkait dengan produksi konten bersama. Sebagai gambaran, ke depan dua raksasa media di Indonesia akan melakukan produksi konten, baik untuk penayangan di platform over the top (OTT) milik keduanya, yakni Vidio dan RCTI+, hingga rencana produksi film layar lebar.
Selain kerja sama konten ini, keduanya juga membuka kesempatan untuk melakukan kolaborasi lainnya untuk memperkuat produksi konten lokal Indonesia.
David menyebutkan, dengan adanya kolaborasi ini dinilai dapat menurunkan cost produksi yang sebelumnya ditanggung oleh satu perusahaan bisa dibagi dengan partner. Sehingga dengan biaya yang sama nantinya dapat menghasilkan lebih dari satu konten.
Selain itu, potensi pendapatan keduanya juga ditaksir akan lebih meningkat sebab konten yang dimaksud dapat ditayangkan di dua platform berbeda.
"Tidak menurunkan biaya tapi kalau line up bareng bisa join tiga film dari penulis yang sama misalnya. Upside dari revenue konten di platform kita aja tapi kalau open platoform bisa monetisasi revenue yang optimal," imbuh Sutanto.
(hps/hps) Next Article Heboh! MNC & SCTV Mau Kolaborasi, Mau Bikin Apa Nih?
Direktur Utama Surya Citra Media Sutanto Hartono menggambarkan perusahaan JV ini akan menjadi perusahaan yang dimiliki keduanya untuk melakukan produksi konten siaran bersama, baik untuk konten televisi maupun film bioskop.
"Joint content yang paling gampang, tidak berubah struktur. Tapi ke depan kesepakatan dan sinergi ga dominan akan bangun JV konten produksi dengan branded konten. Ini masih tahap awal," kata Sutanto di Djakarta Theatre, Jakarta, Kamis (12/12/2019).
Senada dengan itu, Direktur Utama Media Nusantara Citra David Fernando Audy mengatakan kedua perusahaan akan terus meningkatkan kerja sama diantara keduanya, sehingga rencana share swap tersebut masih terus dibicarakan. Saat ini keduanya masih berfokus untuk produksi konten bersama.
Kedua perusahaan baru saja menandatangani kerja sama strategis terkait dengan produksi konten bersama. Sebagai gambaran, ke depan dua raksasa media di Indonesia akan melakukan produksi konten, baik untuk penayangan di platform over the top (OTT) milik keduanya, yakni Vidio dan RCTI+, hingga rencana produksi film layar lebar.
Selain kerja sama konten ini, keduanya juga membuka kesempatan untuk melakukan kolaborasi lainnya untuk memperkuat produksi konten lokal Indonesia.
David menyebutkan, dengan adanya kolaborasi ini dinilai dapat menurunkan cost produksi yang sebelumnya ditanggung oleh satu perusahaan bisa dibagi dengan partner. Sehingga dengan biaya yang sama nantinya dapat menghasilkan lebih dari satu konten.
Selain itu, potensi pendapatan keduanya juga ditaksir akan lebih meningkat sebab konten yang dimaksud dapat ditayangkan di dua platform berbeda.
"Tidak menurunkan biaya tapi kalau line up bareng bisa join tiga film dari penulis yang sama misalnya. Upside dari revenue konten di platform kita aja tapi kalau open platoform bisa monetisasi revenue yang optimal," imbuh Sutanto.
(hps/hps) Next Article Heboh! MNC & SCTV Mau Kolaborasi, Mau Bikin Apa Nih?
Most Popular