Ngeri..! Kurs Dolar Australia Melesat Lebih dari 1%

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 December 2019 11:55
Dengan demikian dolar Australia sudah membabat habis pelemahannya dalam empat hari beruntun.
Foto: dollar Australia (REUTERS/Daniel Munoz)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs dolar Australia melesat melawan rupiah pada perdagangan Rabu kemarin, dan penguatan masih berlanjut pada hari ini. Dengan demikian dolar Australia sudah membabat habis pelemahannya dalam empat hari beruntun.

Pada pukul 11:10 WIB, dolar Australia diperdagangkan di level Rp 9.656,85 di pasar spot, melansir data Refinitiv. Rabu kemarin Mata Uang Kanguru melesat 1,13%, sementara dalam empat hari sebelumnya total mengalami pelemahan 1,26%.


Penguatan di pasar spot juga berdampak pada kurs dolar Australia di dalam negeri. Berikut kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank pada pukul 10:45 WIB.

BankKurs BeliKurs Jual
Bank BNI9.623,009.693,00
Bank BRI9.577,569.743,51
Bank Mandiri9.640,009.685,00
Bank BTN9.552,009.759,00
Bank BCA9.653,699.683,69


Penguatan tajam dolar Australia terbantu kabar bagus dari Gedung Putih, dimana Presiden AS Donald Trump dikatakan akan menunda kenaikan bea masuk tambahan importasi dari China yang seharusnya berlaku pada 15 Desember.

Rabu pagi kemarin, CNBC International mengutip Wall Street Journal melaporkan negosiator dari AS dan China "sedang meletakkan landasan" untuk menunda kenaikan bea masuk sebesar 15% terhadap produk China dengan total nilai US$ 160 miliar.



Menteri Pertanian AS, Sonny Purdue, juga mengungkapkan jika Presiden Trump kemungkinan akan menunda bea masuk tambahan.

"Saya tidak merasa Bapak Presiden mau menerapkan bea masuk baru. Namun harus ada sesuatu yang mendorongnya untuk tidak menerapkan itu. Semoga sinyal dari China untuk kedelai dan daging babi bisa menjadi jalan ke arah sana," kata Purdue, seperti diberitakan Reuters.



China merupakan mitra dagang utama Australia, perang dagang Washington-Beijing sudah membuat perekonomian Negeri Tiongkok melambat, yang turut menyeret perekonomian Negeri Kanguru. Sehingga jika perang dagang berakhir, perekonomian China bisa bangkit, dan dapat mengerek naik perekonomian Australia.

Selain itu, dolar Australia yang melesat ke level tertinggi satu bulan melawan dolar Amerika Serikat (AS), juga berdampak pada nilai tukarnya melawan rupiah. Hal tersebut terjadi setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga pada tahun depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular