Setelah Anjlok 1,26%, Kurs Dolar Australia Akhirnya Menguat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 December 2019 11:38
Sepanjang tahun ini, RBA sudah memangkas suku bunga sebanyak tiga kali masing-masing 25 basis poin (bps) hingga ke level terendah sepanjang sejarah 0,75%.
Foto: Dolar Australia (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia akhirnya menguat melawan rupiah pada perdagangan Rabu (11/12/2019) setelah membukukan penuruna empat hari beruntun. Total dalam empat hari tersebut dolar Australia melemah 1,26%.

Pada pukul 11:15 WIB, AU$ 1 setara dengan Rp 9.560,04. Dolar Australia menguat 0,25% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Penguatan di pasar spot juga berdampak pada kurs dolar Australia di dalam negeri. Berikut kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank pada pukul 11:30 WIB.

BankKurs BeliKurs Jual
Bank BNI9.525,009.596,00
Bank BRI9.469,629.635,23
Bank Mandiri9.510,009.580,00
Bank BTN9.430,009.635,00
Bank BCA9.548,439.578,43
CIMB Niaga9.296,949.815,34


Data ekonomi Australia yang buruk pada pekan lalu memberikan tekanan bagi mata uangnya.

Rabu (4/12/2019) lalu, Biro Statistik Australia melaporkan pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2019 tumbuh sebesar 0,4% quarter-on-quarter (QoQ) lebih rendah dari pertumbuhan kuartal sebelumnya 0,6%, dan lebih rendah dari konsensus Trading Economics 0,5%.



Sehari setelahnya, data menunjukkan penjualan ritel Australia pada Oktober stagnan, sebesar 0% month-on-month (MoM) dari bulan September yang naik 0,2%. Stagnannya pertumbuhan penjualan ritel tersebut lebih rendah dari konsensus Trading Economics sebesar 0,3%.

Selain itu, pada periode yang sama tingkat ekspor dilaporkan turun 5% MoM sementara impor stagnan 0%. Dampaknya, surplus neraca perdagangan Australia terpangkas signifikan menjadi AU$ 4,5 miliar dari sebelumnya AU$ 6,85 miliar.



Serangkaian data tersebut memicu spekulasi bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) akan segera memangkas suku bunga lagi.

Sepanjang tahun ini, RBA sudah memangkas suku bunga sebanyak tiga kali masing-masing 25 basis poin (bps) hingga ke level terendah sepanjang sejarah 0,75%.

Sementara pada hari ini kabar bagus terkait perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China membuat dolar Australia menguat. China merupakan mitra dagang utama Australia, perang dagang Washington-Beijing sudah membuat perekonomian Negeri Tiongkok melambat, yang turut menyeret perekonomian Negeri Kanguru.



CNBC International mengutip Wall Street Journal melaporkan negosiator dari AS dan China "sedang meletakkan landasan" untuk menunda kenaikan bea masuk sebesar 15% terhadap produk China dengan total nilai US$ 160 miliar.

Kabar tersebut disambut baik pelaku pasar, setidaknya perang dagang tidak lagi tereskalasi, dan berfokus ke perundingan dagang agar segera tercapai kesepakatan fase I.

TIM RISET CNBC INDONESIA 
(pap/pap) Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular