Bersih-bersih Garuda! Pengusaha Berharap Harga Tiket Normal
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
11 December 2019 10:25
Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan pengusaha berharap pembenahan di tubuh manajemen maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) bisa memperbaiki industri pariwisata domestik yang sempat terpuruk karena harga tiket yang melambung.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani, yang juga merupakan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, menilai ada dampak ketidaktransparanan Garuda dalam menentukan harga tiket.
"Dengan kasus garuda kemarin kami berharap [harga tiket] bisa normal lagi. Kami menyampaikan kepada pemerintah, kunci dari pertumbuhan pariwisata yang tinggi adalah konektivitas dengan harga [tiket] yang terjangkau atau efisien. Kunci dari efisien adalah ada kompetisi. Tidak mungkin ada lagi grup [maskapai] yang menguasai pasar sedemikian rupa yang bisa mengontrol harga tiket," kata Hariyadi, saat berbincang di acara Squawk Box, Rabu (11/12/2019).
Hariyadi mencontohkan, harga tiket ke Wakatobi, Sulawesi Tenggara, sekitar Rp 6 juta. Dengan biaya yang sama dengan Wakatobi itu, wisatawan bisa ke Thailand sudah dengan biaya hotel untuk menginap 2-3 malam.
"Hal-hal seperti ini yang membuat kita sedih. Ini membuat neraca jasa kita menjadi tidak bisa surplus tinggi karena orang Indonesia yang ke luar negeri juga banyak. Harganya lebih murah dan bisa melihat sesuatu yang baru," tambah Hariyadi.
Jika maskapai punya permasalahan dengan biaya, lanjut Hariyadi, sebaiknya di buka secara transparan. Beberapa waktu lalu, wacana harga avtur mahal sempat disebut-sebut menjadi biang yang membuat harga tiket mahal.
"Jangan-jangan maskapainya tidak efisien karena ada masalah di internalnya," kata Dirut PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) ini.
Ini 5 direksi Garuda yang dipecat
(hps/tas) Next Article Mau Diskon Tiket 45% Garuda Indonesia, Begini Caranya!
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani, yang juga merupakan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, menilai ada dampak ketidaktransparanan Garuda dalam menentukan harga tiket.
"Dengan kasus garuda kemarin kami berharap [harga tiket] bisa normal lagi. Kami menyampaikan kepada pemerintah, kunci dari pertumbuhan pariwisata yang tinggi adalah konektivitas dengan harga [tiket] yang terjangkau atau efisien. Kunci dari efisien adalah ada kompetisi. Tidak mungkin ada lagi grup [maskapai] yang menguasai pasar sedemikian rupa yang bisa mengontrol harga tiket," kata Hariyadi, saat berbincang di acara Squawk Box, Rabu (11/12/2019).
Hariyadi mencontohkan, harga tiket ke Wakatobi, Sulawesi Tenggara, sekitar Rp 6 juta. Dengan biaya yang sama dengan Wakatobi itu, wisatawan bisa ke Thailand sudah dengan biaya hotel untuk menginap 2-3 malam.
"Hal-hal seperti ini yang membuat kita sedih. Ini membuat neraca jasa kita menjadi tidak bisa surplus tinggi karena orang Indonesia yang ke luar negeri juga banyak. Harganya lebih murah dan bisa melihat sesuatu yang baru," tambah Hariyadi.
Jika maskapai punya permasalahan dengan biaya, lanjut Hariyadi, sebaiknya di buka secara transparan. Beberapa waktu lalu, wacana harga avtur mahal sempat disebut-sebut menjadi biang yang membuat harga tiket mahal.
"Jangan-jangan maskapainya tidak efisien karena ada masalah di internalnya," kata Dirut PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) ini.
Ini 5 direksi Garuda yang dipecat
(hps/tas) Next Article Mau Diskon Tiket 45% Garuda Indonesia, Begini Caranya!
Most Popular