Ada Window Dressing, tapi Nilai Transaksi di BEI Kok Kecil?

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
09 December 2019 14:03
Hal ini terlihat dari masih lesunya nilai transaksi harian.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi window dressing diproyeksikan masih akan menjadi penopang penguatan Indeks Harga Saham Gabungan hingga penghujung tahun 2019.

Analis MNC Sekuritas, Edwin Sebayang menilai, meski window dressing sudah dilakukan, namun dampaknya masih terbatas. Hal ini terlihat dari masih lesunya nilai transaksi harian.

Data perdagangan BEI pada Senin (9/12/2019) di sesi pertama, nilai transaksi harian baru mencapai Rp 2,85 triliun. Sebanyak 190 saham mengalami penguatan, 173 saham melemah dan 155 saham lainnya bergerak mendatar.

Dia menilai hal tersebut wajar, mengingat investor cenderung berhati-hati bahkan menghindari melakukan transaksi di saham-saham lapis kedua dan ketiga alias saham gorengan. Saat ini, investor cenderung masuk ke saham-saham unggulan (blue chips), terutama saham yang memberikan dividen tinggi.

"Beberapa sekuritas membatasi limit trading dan limit marjin. itu membut mereka tidak bisa muter lagi, perputaran transaksi semakin lambat, makanya saham gaorengan sekarang lagi ada pembatasan," kata Edwin Sebayang di BEI, Jakarta, Senin (9/12/2019).

Namun, dia optimistis, IHSG masih punya peluang menguat di kisaran 6.272 - 6.345 dengan target earning per share (EPS) di kisaran 392 - 396.

Sebelumnya, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Laksono Widodo mengatakan nilai transaksi harian beberapa waktu terakhir memang terbilang rendah dibandingkan waktu normal. Salah satunya disebabkan karena broker yang mulai berhati-hati melakukan transaksi saham, terutama di saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar kecil.

"[RNTH] yang sekarang kurang oke. Kalau ditanya saya, karena kita target RNTH Rp 9,25 triliun, transaksi di bawah Rp 7 triliun itu kurang bergairah. Kan bisa juga karena faktor eksternal, bisa juga karena kejadian terakhir-terakhir ini," kata Laksono di kawasan Senopati, Jakarta, Rabu (4/12/2019).

Namun, mendekati akhir tahun, biasanya investor cenderung melakukan window dressing yang dinilai dapat meningkatkan nilai transaksi harian. Lalu di tahun depan BEI mengharapkan pada 2020 RNTH akan menjadi lebih baik dengan masuknya emiten-emiten baru dengan size yang lebih besar.
(hps/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular