Trading Forex: Dolar AS Ngamuk, Euro Ngedrop

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 December 2019 21:14
Mata uang 19 negara ini langsung ngedrop 0,32% ke US$ 1,1067 setelah rilis data tenaga kerja AS
Foto: euro (REUTERS/Heinz-Peter Bader)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar euro melemah tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (6/12/2019) setelah rilis data tenaga kerja AS.

Mata uang 19 negara ini langsung ngedrop 0,32% ke US$ 1,1067 setelah rilis data tenaga kerja AS pukul 20:30 WIB tadi. Seiring berjalannya waktu euro perlahan menipiskan pelemahan dan berada di level US$ 1,1078 melemah 0,22% di pasar spot, melansir data Refinitiv.



Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sepanjang November perekonomian AS menyerap 266.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payroll/NFP). Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober sebanyak 156.000 tenaga kerja, dan jauh lebih tinggi dari konsensus Trading Economics sebesar 180.000 tenaga kerja.

NFP di bulan November tersebut juga merupakan yang tertinggi sejak bulan Januari lalu. Data ini berbeda dari yang diriliis oleh Automatic Data Processing Inc. (ADP) pada Rabu lalu yang melaporkan sektor swasta AS menyerap tenaga kerja sebanyak 67.000 orang, jauh di bawah konsensus Dow Jones 150.000 orang.



Tidak hanya NFP, Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan tingkat pengangguran November turun menjadi 3,5% menjadi yang terendah sejak tahun 1969. Hanya satu data yang kurang bagus yakni rata-rata upah per jam yang naik 0,2% month-on-month (MoM) lebih rendah dari konsensus Trading Economics sebesar 0,3%.



Data tenaga kerja AS merupakan salah satu acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menetapkan kebijakan moneter. Rilis data yang impresif ini tentunya menguatkan sikap The Fed untuk tidak lagi memangkas suku bunga.

Di pekan ini dolar AS dengan tertekan, terutama setelah rilis data ADP pada Rabu lalu. Data tersebut biasanya dijadikan acuan rilis data NFP hari ini. Jika data ADP buruk dan dikonfirmasi oleh data NFP Departemen Tenaga Kerja AS, hal tersebut tentunya akan menggoyang sikap The Fed, dan ruang pemangkasan suku bunga bisa dibuka lagi.

Sejak awal pekan hingga Kamis kemarin, indeks dolar yang mengukur kekuatan mata uang Paman Sam ini sudah melemah 0,88% dan berada di level terlemah dalam satu bulan terakhir. Baru setelah rilis data hai ini dolar AS mengamuk setelah tertekan sejak awal pekan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Ekonomi AS Makin Terpuruk, Euro Berbalik Menguat 0,5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular