Internasional

Dua Sebab Ini Buat Pemakzulan Trump Memanas di AS

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
06 December 2019 14:53
2 Pasal Trump Dimakzulkan
Foto: REUTERS/Carlos Barria//File Photo
1. Penyuapan dan Penyalahgunaan Kekuasaan

Trump terindikasi melakukan penyuapan.Tawar-menawar yang ia lakukan melalui panggilan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky adalah sumbernya.

Dalam komunikasi itu, Trump menjadikan dana bantuan keamanan untuk Ukraina yang senilai hampir US$ 400 juta sebagai tawaran untuk menekan Zelensky, agar mau menuruti permintaannya.
Permintaan Trump tak lain adalah penyidikan Ukraina pada skandal perusahaan minyak anak Joe Biden, Hunter. Ini kemungkinan dijadikan senjata oleh Trump untuk menang dalam Pemilu Presiden AS 2020.

Pelosi melabeli aksi Trump ini sebagai aksi suap. "Suap itu untuk memberikan atau menahan bantuan militer sebagai imbalan atas pernyataan publik tentang penyelidikan palsu dalam pemilihan. Itu suap," katanya.

Menanggapi pernyataan Pelosi, para pakar hukum mengatakan suap adalah salah satu dari dua pelanggaran yang memang sangat jelas ditentang untuk dilakukan seorang pejabat. Bahkan, hal itu secara khusus disebutkan dalam Konstitusi AS.

Konstitusi menyatakan bahwa seorang presiden dapat dimakzulkan karena "Pengkhianatan, Suap, atau Kejahatan Tingkat Tinggi dan Pelanggaran Berat lainnya."

Trump dinyatakan melakukan penyalahgunaan kekuasaan. Langkah yang dilakukannya dengan menelepon Presiden Ukraina, lalu memintanya melakukan keinginan Trump dan menahan bantuan keamanan dianggap sebagai hal yang di luar kewenangan.

2. Skandal dengan Rusia

Sebenarnya skandal Trump bukan hanya dengan Ukraina. Tetapi hal ini juga terkait skandal lainnya dengan Rusia.

Kemenangan Trump pada pemilu 2016 banyak disangkutpautkan dengan Rusia. Banyak pihak menganggap kemenangannya adalah hasil kecurangan. B

ahkan, Penasihat Khusus Robert Mueller telah melakukan penyelidikan yang mendalam atas kasus ini. Dalam laporan hasil penyelidikan setebal 448 halaman disebutkan beberapa kasus gangguan dari Rusia dalam pemilu 2016.

Di antaranya yaitu, peretasan dan propaganda selama kampanye, serta bukti adanya kontak antara tim kampanye Trump dengan Moskow. Pada bulan April, Mueller kembali merilis dokumen yang di dalamnya menyebut sekitar 10 contoh bentuk obstruksi keadilan atau upaya untuk menghalangi penyelidikan secara adil yang dilakukan Trump.

Kasus ini sebenarnya telah dibahas di pengadilan dan Jaksa Agung William Barr memutuskan bahwa Trump tidak melakukan tindakan menghalangi penyidikan. Namun begitu, Mueller tidak puas dengan hasil pengadilan. Apalagi mengingat fakta bahwa Barr merupakan Jaksa yang ditunjuk Trump.

(sef/sef)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular