
Erick Thohir Bersih-bersih, Bagaimana Pergerakan Saham BUMN?
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
06 December 2019 12:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, kembali menunjukkan taringnya kemarin (5/12/2019) setelah salah satu perusahaan pelat merah tertangkap kasus penyelundupan barang mewah.
Untuk diketahui, dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan kemarin, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, membeberkan modus penyelundupan sepeda motor Harley Davidson dan sepeda Brompton via Airbus A330-900 Neo milik PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
Merespons temuan tersebut, Erick mengatakan akan memberhentikan Direktur Utama GIAA, I Gusti Ngurah Askhara atau akrab disapa Ary Askhara, karena menurutnya, dalam BUMN, faktor integritas dan good corporate governance harus dijaga dan tingkatkan. Terlebih lagi saat ini Erick sedang berupaya mengangkat citra dan kinerja BUMN.
"Dewan Komisaris sudah kirim surat kepada saya, dan terpenting komite audit juga sudah kirim surat kepada saya dan mohon maaf saya tidak bermaksud menyelesaikan secara individu," kata Erick.
"Tapi ini hal yang sangat penting di BUMN dan sudah menjadi kesepakatan dengan Ibu Menkeu bagaimana faktor integritas dan good corporate governance harus kita tingkatkan dan laksanakan sebaiknya," tambah Erick.
"Ini sungguh yang menyedihkan ini proses secara menyeluruh di dalam sebuah BUMN, bukan individu. Menyeluruh. Ini yang tentu yang Ibu pasti sangat sedih dan saya sangat sedih. Ketika kita ingin mengangkat citra BUMN, kinerja BUMN tapi kalau oknum-oknum di dalamnya tidak siap, ini yang terjadi...," kata Erick di kantor Kementerian Keuangan, Kamis (5/12/2019).
Sejak dilantik sebagai Menteri BUMN pada 23 Oktober silam, Erick sudah berkali-kali menunjukkan sikapnya yang ingin mengembangkan BUMN, mulai dari evaluasi dewan direksi dan komisaris sektor perbankan, hingga niat untuk mengkonsolidasikan bisnis BUMN sesuai bisnis intinya.
Rencana konsolidasi bisnis tersebut terkait temuan Erick, bahwa banyak perusahaan pelat merah yang mengelola bisnis hotel, padahal tidak sejalan dengan bisnis inti perusahaan. Ia mengambil contoh PT PANN Multifinance (Persero). BUMN itu bergerak di lini bisnis pembiayaan. Namun BUMN ini diketahui memiliki dua hotel.
Dengan berbagai sepak terjang tersebut, bagaimanakah pelaku pasar merespons kebijakan Erick?
Merujuk pada data perdagangan saham BUMN yang dirangkum Refinitiv, dari 20 saham emiten BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), hanya 4 saham yang mencatatkan penguatan harga sejak Erick Thohir menjabat hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini.
Keempat saham tersebut di antaranya PT Bank Tabungan Negara Tbk/BBTN (+13,99%), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (+4,49%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (+0,71%), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (+0,48%).
Di lain pihak, 16 emiten lainnya mencatatkan penurunan harga, dengan PT Indofarma Tbk (INAF) menorehkan koreksi harga paling signifikan dengan anjlok 46,64%. Disusul oleh PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) yang masing-masing mencatatkan penurunan harga 40,78% dan 28,32%.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Hari Pertama Erick Thohir jadi Menteri, 10 Saham BUMN Naik
Untuk diketahui, dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan kemarin, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, membeberkan modus penyelundupan sepeda motor Harley Davidson dan sepeda Brompton via Airbus A330-900 Neo milik PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
Merespons temuan tersebut, Erick mengatakan akan memberhentikan Direktur Utama GIAA, I Gusti Ngurah Askhara atau akrab disapa Ary Askhara, karena menurutnya, dalam BUMN, faktor integritas dan good corporate governance harus dijaga dan tingkatkan. Terlebih lagi saat ini Erick sedang berupaya mengangkat citra dan kinerja BUMN.
"Tapi ini hal yang sangat penting di BUMN dan sudah menjadi kesepakatan dengan Ibu Menkeu bagaimana faktor integritas dan good corporate governance harus kita tingkatkan dan laksanakan sebaiknya," tambah Erick.
"Ini sungguh yang menyedihkan ini proses secara menyeluruh di dalam sebuah BUMN, bukan individu. Menyeluruh. Ini yang tentu yang Ibu pasti sangat sedih dan saya sangat sedih. Ketika kita ingin mengangkat citra BUMN, kinerja BUMN tapi kalau oknum-oknum di dalamnya tidak siap, ini yang terjadi...," kata Erick di kantor Kementerian Keuangan, Kamis (5/12/2019).
Sejak dilantik sebagai Menteri BUMN pada 23 Oktober silam, Erick sudah berkali-kali menunjukkan sikapnya yang ingin mengembangkan BUMN, mulai dari evaluasi dewan direksi dan komisaris sektor perbankan, hingga niat untuk mengkonsolidasikan bisnis BUMN sesuai bisnis intinya.
Rencana konsolidasi bisnis tersebut terkait temuan Erick, bahwa banyak perusahaan pelat merah yang mengelola bisnis hotel, padahal tidak sejalan dengan bisnis inti perusahaan. Ia mengambil contoh PT PANN Multifinance (Persero). BUMN itu bergerak di lini bisnis pembiayaan. Namun BUMN ini diketahui memiliki dua hotel.
Dengan berbagai sepak terjang tersebut, bagaimanakah pelaku pasar merespons kebijakan Erick?
Merujuk pada data perdagangan saham BUMN yang dirangkum Refinitiv, dari 20 saham emiten BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), hanya 4 saham yang mencatatkan penguatan harga sejak Erick Thohir menjabat hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini.
![]() |
Keempat saham tersebut di antaranya PT Bank Tabungan Negara Tbk/BBTN (+13,99%), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (+4,49%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (+0,71%), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (+0,48%).
Di lain pihak, 16 emiten lainnya mencatatkan penurunan harga, dengan PT Indofarma Tbk (INAF) menorehkan koreksi harga paling signifikan dengan anjlok 46,64%. Disusul oleh PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) yang masing-masing mencatatkan penurunan harga 40,78% dan 28,32%.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Hari Pertama Erick Thohir jadi Menteri, 10 Saham BUMN Naik
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular