
20 Crazy Rich Indonesia, Dikuasai Rokok, CPO & Petrokimia!

Lebih lanjut, dalam daftar 50 orang terkaya ini, nama pengusaha tekstil Iwan Lukminto kembali masuk dalam daftar Forbes di nomor 50 dengan US$ 585 juta, setelah satu tahun absen. Iwan mewarisi bisnis PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), atau Sritex, perusahaan tekstil yang dibangun ayahnya, HM Lukminto.
Meskipun nilai tukar rupiah dan pasar saham Indonesia masing-masing naik tipis sebesar 1,5% dan 1,6% dibanding tahun lalu, sebanyak 20 pengusaha dalam daftar Forbes mengalami penurunan nilai aset bersih, di antara mereka adalah Susilo Wonowidjojo yang kekayaannya turun $2,6 miliar dan tergelincir ke nomor 4 dari nomor 2.
Harga saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) milik Susilo turun setelah di bulan September lalu pemerintah mengumumkan akan menaikkan cukai rokok sebesar 23% tahun depan.
Di sisi lain, dari 50 daftar orang kaya ini, dikerucutkan lagi menjadi 20, maka terlihat di deretan atas adalah para pebisnis yang bergerak di industri rokok, agribisnis khususnya minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), dan petrokimia. Konglomerasi juga masih dominan di antaranya Grup Sinar Mas, Grup Salim, Grup CT Corp, Grup Lippo, Grup Triputra, dan lainnya.
10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes adalah:
1. R. Budi & Michael Hartono; US$37,3 miliar (Grup Djarum, rokok, bank)
2. Widjaja family; US$ 9,6 miliar (konglomerasi Sinar Mas)
3. Prajogo Pangestu; US$ 7,6 miliar (petromikimia, Chandra Asri)
4. Susilo Wonowidjojo; US$ 6,6 miliar (rokok Gudang Garam)
5. Sri Prakash Lohia; US $5,6 miliar (petrokimia, Indorama)
6. Anthoni Salim; US$5,5 miliar (konglomerasi Grup Salim)
7. Tahir; US$4,8 miliar (konglomerasi Mayapada)
8. Boenjamin Setiawan; US$ 4,35 miliar (farmasi, Kalbe)
9. Chairul Tanjung; US$ 3,6 miliar (konglomerasi CT Corp)
10. Jogi Hendra Atmadja; US$ 3 miliar (konsumer, Mayora)
Berikutnya:
11. Bachtiar Karim; US$2,6 miliar (CPO, Musim Mas)
12. Mochtar Riady; US$ 1,2 miliar (konglomerasi Lippo)
13. Martua Sitorus; US$ 2 miliar (CPO, Wilmar)
14. Putera Sampoerna; US$ 1,8 miliar (rokok, investasi, konglomerasi Sampoerna)
15. Kuncoro Wibowo; US$ 1,7 miliar (ritel, Ace Hardware, Grup Kawan Lama)
16. Peter Sondakh; US$ 1,65 miliar (Grup Rajawali, investasi)
17. Garibaldi Thohir; US$ 1,6 miliar (batu bara, Adaro)
18. Theodore P Rachmat; US$ 1,55 miliar (konglomerasi Triputra)
19. Husain Djojonegoro; US$ 1,53 miliar (konsumer, Orang Tua)
20. Djoko Susanto; US$ 1,5 miliar (supermarket, Alfamart)
