Internasional

Dahsyatnya Pernyataan Trump yang Buat 'Bumi Gonjang Ganjing'

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
04 December 2019 07:26
Ending Perang Dagang China Tunggu 2020
Foto: Trump rayakan thanksgiving dengan pasukan AS di Afganistan (AP Photo/Alex Brandon)
Presiden Trump memupuskan harapan bahwa ketegangan perdagangannya dengan China bakal segera berakhir tahun ini. Bahkan dihadapan wartawan, di sela-sela pertemuan negara-negara the North Atlantic Treaty Organization (NATO), ia berujar sebaiknya semua pihak menunggu setelah Pemilu Presiden AS digelar atau dengan kata lain, setelah November 2020 nanti.

"Saya lebih suka ide menunggu sampai setelah Pemilu khususnya untuk deal dengan China. Tetapi mereka ingin memuat deal itu sekarang dan kita lihat saja nanti, apakah deal itu terjadi atau tidak," ujarnya sebagaimana dikutip dari CNBC International.

Parahnya lagi, pengusaha properti ini juga menegaskan dirinya tidak memberi tenggat waktu kapan masalah perdagangan keduanya akan diakhiri. "Tidak, aku tak memiliki deadline," tegasnya lagi.

Perang dagang antara AS dan China terjadi sejak 2018. Ketegangan dua raksasa ekonomi ini sukses membuat kestidakstabilan global, bukan cuma pada pasar keuangan, tapi juga bisnis dan sentimen konsumer.

Oktober lalu, kedua negara mengadakan pertemuan tingkat tinggi di AS dan mengaku akan membuat perjanjian damai 'Fase I'. Namun, keinginan China yang meminta AS menghapus semua tarif impor yang diberlakukan, sepertinya membuat pembicaraan alot.

Jika sampai pekan kedua ini, AS dan China belum juga sepakat artinya, Washington akan kembali menaikkan barang impor dari China 15 Desember nanti. Kenaikan akan berlaku bagi sejumlah barang elektronik, mulai dari ponsel pintar hingga laptop.

Manuver Trump ini bukan pertama kali terjadi. Pekan lalu, Trump menandatangani UU yang terkait demonstrasi Hong Kong, yang membuat China berang.

UU HAM dan Demokrasi Hong Kong tersebut memungkinkan AS mengkaji status perdagangan khusus dengan kawasan bekas koloni Inggris itu. AS akan mengirimkan perwakilan khusus tiap tahun untuk mengevaluasi apa yang terjadi di Hong Kong.

Bahkan AS bisa menjatuhkan sanksi pada badan atau individu yang dianggap "membuat kekacauan" di Hong Kong. China dan pemerintah Hong Kong menilai tindakan AS mengintervensi urusan internal negara itu.

Sebagai sanksi ke AS, China pun tak memberi izin pada kunjungan kapal perang AS dan memberi sanksi pada lembaga swadaya masyarakat (LSM/NGO) asal negeri Paman Sam itu.

"Respon dari kelakuan yang tidak berdasar dari AS, pemerintah China telah memutuskan tidak memberi izin pada kapal perang AS untuk mendarat di Hong Kong," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hau Chunying sebagaimana dikutip dari AFP.

"Kami menemukan banyak fakta dan bukti jelas bahwa LSM itu mendukung pergerakan anti-China ... dan mendukung aktivitas separatis untuk kemerdekaan Hong Kong," kata Hua lagi.

Demo telah melanda Hong Kong sejak Juni silam. Demo awalnya dipicu oleh rencana pemerintah Hong Kong untuk menerapkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Ekstradisi. (sef/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular