Rupiah yang Sedang Banyak Masalah...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 December 2019 13:03
Hara Minyak Naik, Rupiah Tercekik
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Sentimen eksternal juga tidak membantu rupiah. Salah satunya adalah perkembangan harga minyak.

Pada pukul 12:42 WIB, harga minyak jenis brent melonjak 1,2%. Sementara light sweet melesat 1,16%.

Kenaikan harga si emas hitam terjadi setelah berembus Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) akan memperpanjang program penurunan produksi untuk mendongrak harga. OPEC dan negara-negara produsen lain yang tergabung dalam OPEC+ sepakat menurunkan produksi mencapai 1,2 juta/hari sampai Maret 2020.

OPEC+ akan mengadakan pertemuan di Wina (Austria) pada 5-6 Desember. Menteri Perminyakan Irak Thamer Ghadhban mengungkapkan, OPEC+ akan menaikkan pemotongan produksi menjadi 1,6 juta barel/hari. Pasokan minyak yang menurun membuat harga komoditas ini terangkat.

Kenaikan harga minyak bukan kabar baik bagi rupiah. Kala harga minyak naik, maka biaya impor komoditas ini bisa semakin membengkak. Akibatnya, neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account) bakal tertekan. Pada kuartal III-2019, Bank Indonesia (BI) mencatat neraca migas mengalami defisit US$ 2,17 miliar.


Jika defisit transaksi neraca migas makin dalam gara-gara kenaikan impor minyak, maka rupiah akan sulit menguat. Sebab, mata uang Tanah Air kekurangan modal dari sisi ekspor-impor barang dan jasa.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular