
China Kirim Kabar Baik, Kurs Dolar Australia Menguat
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 December 2019 12:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin (2/12/19) meski data ekonomi dari dalam negeri menunjukkan memburuknya kondisi perekonomian.
Pada pukul 11:14 WIB, AU$ 1 setara dengan 9.567,71, dolar Australia menguat cukup signifikan, 0,32%, di pasar spot, melansir data Refinitiv. Penguatan di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli di dalam negeri. Berikut kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank pada pukul 11:30 WIB.
Data yang dirilis dari Australia pagi ini menunjukkan izin membangun, yang menjadi indikator aktivitas konstruksi di masa yang akan datang, mengalami penurunan 8,1% di bulan November dari bulan sebelumnya yang mencatat kenaikan 7,2%.
Dolar Australia memang sempat melemah usah rilis data tersebut, tetapi China membuat mata uang Kanguru ini bangkit. Negeri Tiongkok merupakan mitra dagang utama Australia, jika kondisi ekonominya membaik, akan direspon positif oleh dolar Australia.
Caixin melaporkan indeks aktivitas manufaktur China yang dilihat dari purchasing managers' index (PMI) naik menjadi 51,8 di bulan November, dibandingkan bulan sebelumnya 51,7.
Angka di atas 50 berarti ekspansi, dengan demikian pada bulan lalu sektor manufaktur China meningkatkan ekspansinya. Angka di bulan November juga mematahkan prediksi penurunan menjadi 51,5 di Forex Factory, tentunya memberikan kelegaan sektor manufaktur China masih kuat.
Di sisi lain, PMI manufaktur Indonesia justru mengalami kontraksi dua bulan beruntun. IHS Markit melaporkan aktivitas sektor manufaktur RI yang masih berkontraksi. Angka indeks yang dinilai dari Purchasing Managers' Indeks (PMI) bulan November dilaporkan sebesar 48,2, lebih baik dari bulan sebelumnya 47,7.
Meski membaik, tetapi angka di bulan November masih di bawah 50 yang menjadi batas antara ekspansi dan kontraksi. Angka di bawah 50 berarti kontraksi atau aktivitas yang semakin menurun, sementara di atas 50 berarti ekspansi atau aktivitas yang meningkat.
Kontraksi yang dialami dalam dua bulan beruntun tersebut menjadi yang terdalam sejak November 2015. Akibatnya, di kuartal IV-2019, pertumbuhan ekonomi RI diprediksi di bawah 5%. "Dengan rata-rata PMI Oktober dan November yang sebesar 48, kami memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2019 hanya tumbuh 4,9%," jelas Bernard Aw, Principal Economist di IHS Markit, dikutip dari siaran tertulis.
Survei tersebut, lanjutnya, menunjukkan permintaan terhadap produk manufaktur masih lemah. Permintaan baru dan penjualan menurun, dan dunia usaha memilih untuk mengurangi tenaga kerja serta menurunkan pembelian bahan baku. Ini memberi gambaran bahwa output ekonomi masih akan lemah dalam beberapa bulan ke depan
Data lain yang dirilis beberapa saat lalu oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi tumbuh 0,14% month-on-month (MoM), dan 3% secara year-on-year (YoY). Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi November adalah 0,2% secara month-on-month (MoM) dan 3,065% year-on-year (YoY).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022
Pada pukul 11:14 WIB, AU$ 1 setara dengan 9.567,71, dolar Australia menguat cukup signifikan, 0,32%, di pasar spot, melansir data Refinitiv. Penguatan di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli di dalam negeri. Berikut kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank pada pukul 11:30 WIB.
Bank | Kurs Beli | Kurs Jual |
Bank BNI | 9.535,00 | 9.605,00 |
Bank BRI | 9.475,28 | 9.647,66 |
Bank Mandiri | 9.540,00 | 9.580,00 |
Bank BTN | 9.444,00 | 9.684,00 |
Bank BCA | 9.556,80 | 9.586,80 |
CIMB Niaga | 9.548,00 | 9.556,00 |
Dolar Australia memang sempat melemah usah rilis data tersebut, tetapi China membuat mata uang Kanguru ini bangkit. Negeri Tiongkok merupakan mitra dagang utama Australia, jika kondisi ekonominya membaik, akan direspon positif oleh dolar Australia.
Caixin melaporkan indeks aktivitas manufaktur China yang dilihat dari purchasing managers' index (PMI) naik menjadi 51,8 di bulan November, dibandingkan bulan sebelumnya 51,7.
Angka di atas 50 berarti ekspansi, dengan demikian pada bulan lalu sektor manufaktur China meningkatkan ekspansinya. Angka di bulan November juga mematahkan prediksi penurunan menjadi 51,5 di Forex Factory, tentunya memberikan kelegaan sektor manufaktur China masih kuat.
Di sisi lain, PMI manufaktur Indonesia justru mengalami kontraksi dua bulan beruntun. IHS Markit melaporkan aktivitas sektor manufaktur RI yang masih berkontraksi. Angka indeks yang dinilai dari Purchasing Managers' Indeks (PMI) bulan November dilaporkan sebesar 48,2, lebih baik dari bulan sebelumnya 47,7.
Meski membaik, tetapi angka di bulan November masih di bawah 50 yang menjadi batas antara ekspansi dan kontraksi. Angka di bawah 50 berarti kontraksi atau aktivitas yang semakin menurun, sementara di atas 50 berarti ekspansi atau aktivitas yang meningkat.
Kontraksi yang dialami dalam dua bulan beruntun tersebut menjadi yang terdalam sejak November 2015. Akibatnya, di kuartal IV-2019, pertumbuhan ekonomi RI diprediksi di bawah 5%. "Dengan rata-rata PMI Oktober dan November yang sebesar 48, kami memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2019 hanya tumbuh 4,9%," jelas Bernard Aw, Principal Economist di IHS Markit, dikutip dari siaran tertulis.
Survei tersebut, lanjutnya, menunjukkan permintaan terhadap produk manufaktur masih lemah. Permintaan baru dan penjualan menurun, dan dunia usaha memilih untuk mengurangi tenaga kerja serta menurunkan pembelian bahan baku. Ini memberi gambaran bahwa output ekonomi masih akan lemah dalam beberapa bulan ke depan
Data lain yang dirilis beberapa saat lalu oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi tumbuh 0,14% month-on-month (MoM), dan 3% secara year-on-year (YoY). Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi November adalah 0,2% secara month-on-month (MoM) dan 3,065% year-on-year (YoY).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular