
BRPT Salip CPIN, GGRM Keluar dari Jajaran Saham Elite

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah minggu lalu kembali masuk jajaran saham elit berkapitalisasi besar di bursa (market capitalization/market cap), saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) kembali naik peringkat dengan menggeser Posisi PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).
Sepanjang minggu lalu, saham BRPT naik 160 poin atau 13,33% pada level penutupan Rp 1.360/saham pada Jumat (29/11/2019). Di lain sisi, saham CPIN mengalami penurunan tipis 25 poin atau 0,37% pada harga Rp 6.725/saham.
Kinerja harga saham BRPT membuat market cap saham tersebut bertambah 14,25 triliun menjadi Rp 121,06 triliun, dibandingkan posisi minggu lalu yang masih berada di Rp 106.8 triliun. Sedangkan CPIN, kapitalisasinya turun Rp 410 miliar menjadi Rp 110,28 triliun.
Naiknya kapitalisasi BRPT membuat saham tersebut menempati posisi ke-11 saham dengan kapitalisasi paling besar di bursa dengan bobot 1,76% terhadap IHSG. Adapun CPIN turun ke posisi 12 dengan kapitalisasi 1,6%.
Saat ini hanya ada 12 emiten berkategori elit secara market cap di atas Rp 100 triliun setelah keluarnya saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Pada pekan lalu, saham GGRM turun 5,4% dan membuat kapitalisasinya menjadi Rp 96,93 triliun.
Semakin besar kapitalisasi sebuah saham di pasar, semakin besar pula pengaruhnya terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Angka market cap tersebut didapat dari hasil kali harga saham emiten dengan jumlah saham beredar di pasar (free float).
Untuk posisi pertama posisi emiten dengan market cap terbesar masih ditempati PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai Rp 774,17 triliun, setara dengan 11,17% dari bobot IHSG, disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan kapitalisasi Rp 504,48 triliun atau 7,27%.
Berikut data lengkap saham-saham elit bursa:
Secara umum market cap saham-saham teratas tersebut turun sepanjang minggu lalu, seiring kondisi global yang belum membaik dan berdampak pada koreksi IHSG sebanyak 88 poin atau 1,45% pada level 6.011.
Investor asing masih melanjutkan aksi lepas sahamnya dengan akumulasi jual besih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 2,4 triliun. Sejak awal tahun, asing sudah mencatatkan net sell sebesar Rp 26 juga di pasar reguler.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Dari ITMG Hingga JPFA, Ini 5 Saham LQ45 yang Cuan Sampai 10%