
Giliran Morgan Stanley Ramal MSCI Index RI Bisa ke 7.800
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
02 December 2019 10:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan akhir November 2019, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat membukukan imbal hasil negatif 2,95% ke level 6.011,83 indeks poin.
Kemudian, beberapa analis pasar juga merevisi ke bawah target akhir tahun IHSG mempertimbangkan tekanan dari kondisi geopolitik global yang berdampak pada realisasi earning growth perusahaan di Indonesia lebih rendah dari ekspektasi pasar.
Meskipun demikian, bank investasi ternama asal Amerika Serikat (AS), Morgan Stanley (MS), dalam riset terbarunya (1/12/2019) menyebutkan, earning growth perusahaan Indonesia periode 2020/2021 akan membaik dan mampu tumbuh berturut-turut sekitar 10,1% dan 9% secara tahunan.
Alhasil, MS tetap memberikan rekomendasi "overweight" pada indeks MSCI Indonesia dapat menyentuh level 7.800 di akhir tahun 2020. Saat ini, MSCI Index berada pada level 7006-7009 dan akhir tahun lalu di level 7.074. Level tertinggi 7.642 terjadi pada 18 April 2019. Rekomendasi overweight dan melesatnya kinerja IHSG senada dengan proyeksi JP Morgan.
Sebagai informasi, sebelumnya JP Morgan mengestimasi pada akhir tahun 2020, bursa saham utama Indonesia akan bangkit dan bahkan menyentuh level di atas 7.000 yakni di level 7.250.
Lebih lanjut, menurut MS pertumbuhan pendapatan perusahaan domestik mampu pulih karena ditopang oleh lingkungan sosial dan politik yang lebih stabil setelah pembentukan kabinet baru, sehingga aktifitas konsumsi masyarakat kembali meningkat dan pengusaha dapat menjalankan bisnisnya tanpa keresahan.
Selain itu, menteri-menteri baru yang terpilih diharapkan dapat membawa inisiatif atau ide-ide baru, terutama untuk mendukung usaha kecil dan menengah (UKM), serta transformasi kebijakan pendidikan.
Sementara itu, sejatinya terdapat, faktor-faktor lainnya yang berpotensi mendorong pertumbuhan pendapatan lebih pesat adalah reformasi kebijakan terkait sumber daya manusia (SDA), omnibus law, dan tenaga kerja.
Reformasi SDA yang dimaksud terkait rencana pemerintah yang akan mengalokasikan sekitar 40% anggaran belanja negara untuk memperbaiki dan mengembangkan sistem pendidikan, kesehatan, dan jaminan sosial.
Sedangkan omnibus law ditargetkan dapat menderegulasi kebijakan dan menyederhanakan peraturan yang tumpeng. Melalui omnibus law, pajak perusahaan dijadwalkan akan secara perlahan dipangkas yang diharapkan dapat mendorong ekspansi dunia usaha.
Lalu, reformasi tenaga kerja bertujuan untuk mengurangi hambatan pada sistem yang sedang berlaku saat ini.
Ketiga reformasi kebijakan tersebut mempunyai target untuk dapat menaikkan peringkat kemudahan berbisnis (ease of doing business) di Ibu Pertiwi menjadi peringkat ke-40 dalam waktu dekat, dari sebelumnya peringkat ke-73 di tahun ini.
Di lain pihak, MS meyakini bahwa dibutuhkan waktu bagi reformasi kebijakan tersebut untuk dapat membawa dampak positif pada aliran dana investor asing.
Oleh karena itu dalam waktu dekat, penopang pertumbuhan ekonomi lingkungan bisnis yang lebih kondusif, di mana ini dapat mengoptimalisasi UKM perusahaan swasta untuk melakukan ekspansi usaha. MS terutama meyakini industri perbankan akan berperan besar pada periode pemulihan tersebut, seiring dengan meningkatkan permintaan kredit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Perhatian! Morgan Stanley Ungkap Potensi Cuan Bursa RI 2021
Kemudian, beberapa analis pasar juga merevisi ke bawah target akhir tahun IHSG mempertimbangkan tekanan dari kondisi geopolitik global yang berdampak pada realisasi earning growth perusahaan di Indonesia lebih rendah dari ekspektasi pasar.
Meskipun demikian, bank investasi ternama asal Amerika Serikat (AS), Morgan Stanley (MS), dalam riset terbarunya (1/12/2019) menyebutkan, earning growth perusahaan Indonesia periode 2020/2021 akan membaik dan mampu tumbuh berturut-turut sekitar 10,1% dan 9% secara tahunan.
Sebagai informasi, sebelumnya JP Morgan mengestimasi pada akhir tahun 2020, bursa saham utama Indonesia akan bangkit dan bahkan menyentuh level di atas 7.000 yakni di level 7.250.
Lebih lanjut, menurut MS pertumbuhan pendapatan perusahaan domestik mampu pulih karena ditopang oleh lingkungan sosial dan politik yang lebih stabil setelah pembentukan kabinet baru, sehingga aktifitas konsumsi masyarakat kembali meningkat dan pengusaha dapat menjalankan bisnisnya tanpa keresahan.
Selain itu, menteri-menteri baru yang terpilih diharapkan dapat membawa inisiatif atau ide-ide baru, terutama untuk mendukung usaha kecil dan menengah (UKM), serta transformasi kebijakan pendidikan.
Sementara itu, sejatinya terdapat, faktor-faktor lainnya yang berpotensi mendorong pertumbuhan pendapatan lebih pesat adalah reformasi kebijakan terkait sumber daya manusia (SDA), omnibus law, dan tenaga kerja.
Reformasi SDA yang dimaksud terkait rencana pemerintah yang akan mengalokasikan sekitar 40% anggaran belanja negara untuk memperbaiki dan mengembangkan sistem pendidikan, kesehatan, dan jaminan sosial.
Sedangkan omnibus law ditargetkan dapat menderegulasi kebijakan dan menyederhanakan peraturan yang tumpeng. Melalui omnibus law, pajak perusahaan dijadwalkan akan secara perlahan dipangkas yang diharapkan dapat mendorong ekspansi dunia usaha.
Lalu, reformasi tenaga kerja bertujuan untuk mengurangi hambatan pada sistem yang sedang berlaku saat ini.
Ketiga reformasi kebijakan tersebut mempunyai target untuk dapat menaikkan peringkat kemudahan berbisnis (ease of doing business) di Ibu Pertiwi menjadi peringkat ke-40 dalam waktu dekat, dari sebelumnya peringkat ke-73 di tahun ini.
Di lain pihak, MS meyakini bahwa dibutuhkan waktu bagi reformasi kebijakan tersebut untuk dapat membawa dampak positif pada aliran dana investor asing.
Oleh karena itu dalam waktu dekat, penopang pertumbuhan ekonomi lingkungan bisnis yang lebih kondusif, di mana ini dapat mengoptimalisasi UKM perusahaan swasta untuk melakukan ekspansi usaha. MS terutama meyakini industri perbankan akan berperan besar pada periode pemulihan tersebut, seiring dengan meningkatkan permintaan kredit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Perhatian! Morgan Stanley Ungkap Potensi Cuan Bursa RI 2021
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular