Rupiah Batal Menguat Pagi Ini, Gara-gara Apa Sih?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 December 2019 08:37
AS-China Masih Tarik-Ulur
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Akan tetapi, mayoritas mata uang Asia juga kerepotan menghadapi dolar AS. Rupiah masih beruntung hanya stagnan, karena para tetangganya kebanyakan melemah di hadapan greenback.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 08:14 WIB:



Dinamika hubungan AS-China masih menjadi sentimen utama penggerak pasar keuangan Benua Kuning. Mengutip Reuters, China masih bersedia untuk melanjutkan negosiasi dagang dengan AS meski pekan lalu Presiden Donald Trump meneken Undang-undang (UU) penegakan demokrasi dan hak asasi manusia di Hong Kong.


Namun, Beijing lagi-lagi ngotot memberi syarat bahwa kesepakatan damai dagang Fase I harus memasukkan penghapusan seluruh bea masuk yang diterapkan selama masa perang dagang lebih dari setahun terakhir. AS mengenakan bea masuk bagi impor produk China senilai US$ 550 miliar, sementara China membalas dengan membebankan bea masuk kepada produk made in the USA senilai US$ 185 miliar.

"Beberapa sumber di China yang punya akses terhadap proses negosiasi mengungkapkan kepada Global Times bahwa AS harus menghapus seluruh bea masuk yang sudah dikenakan. Bukan pembatalan bea masuk yang akan dilakukan," sebut laporan Global Times, harian yang berafiliasi dengan pemerintah China.


Akan tetapi, situasi menjadi rumit tatkala melihat perkembangan di Hong Kong. Kemarin, kepolisian Hong Kong menembakkan gas air mata untuk membubarkan aksi demonstrasi yang masih terus terjadi di wilayah eks koloni Inggris tersebut. Tidak hanya itu, polisi juga menangkap beberapa orang demonstran.

"Kami terus berdemonstrasi, melakukan aksi damai, melobi Dewan. Namun semuanya masih gagal," tegas Felix, seorang demonstran, seperti diberitakan Reuters.

Jika situasi terus memanas, maka AS punya legitimasi untuk ikut campur dengan dalih menjalankan mandat UU penegakan demokrasi dan hak asasi manusia di Hong Kong. Kalau AS sampai melakukan intervensi lebih lanjut, maka China pasti murka sehingga mengancam prospek damai dagang.

Ketidakpastian damai dagang AS-China membuat pelaku pasar belum berani bermain agresif. Aset-aset berisiko di negara berkembang Asia belum menjadi pilihan. Hasilnya, mata uang Asia pun berkubang di zona merah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular