Sudah Tembus Rp 14.100/US$, Awas Rupiah Bisa Terus Melemah!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 November 2019 12:20
Sudah Tembus Rp 14.100/US$, Awas Rupiah Bisa Terus Melemah!
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (29/11/19). Dalam empat hari terakhir, rupiah selalu bergerak di antara Rp 14.070-14.100/US$, baru pada hari ini rentang tersebut berhasil dilewati.

Namun, rupiah melewati level Rp 14.100/US$, yang berarti mengalami pelemahan. Mata Uang Garuda membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.085/US$, setelahnya terus tertekan dan berada di level Rp 14.110/US$ pada tengah hari, melemah 0,18% di pasar spot, melansir data Refinitiv.


Hubungan Amerika Serikat (AS) dan China yang memburuk, serta dolar AS yang sedang perkasa membuat rupiah KO. Langkah Presiden AS Donald Trump yang menandatangani Undang-Undang (UU) penegakan hak asasi manusia dan demokrasi Hong Kong membuat Beijing geram.

"Anda lihat saja. Apa yang akan terjadi, terjadilah," tegas Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip dari Reuters.

Sementara itu, Hu Xijin, redaktur di tabloid Global Times (yang berafiliasi dengan pemerintah China), mengungkapkan Pemerintah Beijing akan memberikan balasan dengan melarang orang-orang yang terlibat dalam pembuatan UU tersebut masuk ke wilayah China.

"Menurut apa yang saya tahu, tanpa mengurangi rasa hormat kepada Presiden Trump dan rakyat AS, China sedang mempertimbangkan untuk melarang orang-orang yang menyusun UU hak asasi manusia dan demokrasi di Hong Kong ke daftar hitam. Mereka tidak bisa masuk ke China, Hong Kong, dan Makau," ungkap Hu dalam cuitan di Twitter.

Sementara itu dolar AS sedang perkasa setelah rilis serangkaian data ekonomi Paman Sam sejak pekan lalu. Pada Kamis (21/11/19 indeks aktivitas manufaktur wilayah Philadelphia dilaporkan naik menjadi 10,4 di bulan ini, jauh lebih tinggi dari bulan Oktober lalu sebesar 5,6. Sehari setelahnya Markit melaporkan indeks aktivitas manufaktur AS naik menjadi 52,2 di bulan ini, tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.


Kemudian Rabu kemarin, pembacaan kedua produk domestik bruto (PDB) AS dirilis sebesar 2,1% lebih tinggi dari pembacaan awal 1,9%. Data lain menunjukkan pesanan barang tahan lama tumbuh 0,6% di bulan Oktober secara bulanan atau month-on-month (MoM). Di bulan sebelumnya, data ini turun 1,2%. Sementara pesanan barang tahan lama inti, yang tidak memasukkan sektor transportasi dalam perhitungan, juga tumbuh 0,6% MoM, dari bulan sebelumnya yang turun 0,4%.

Meski ada beberapa data yang kurang bagus, seperti inflasi (dilihat dari Personal Consumption Expenditure/PCE) yang pertumbuhannya masih rendah, tetapi serangkaian data tersebut cukup memperkuat sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang lebih optimis terhadap kondisi ekonomi AS saat ini dibandingkan beberapa pekan lalu, dan suku bunga tidak akan dipangkas lagi.


Lewati Rp 14.100/US$, Awas Rupiah Bisa Terus MelemahGrafik: Rupiah (USD/ISDR) Harian 
Sumber: investing.com

Rupiah akhirnya mengalami pergerakan besar setelah bergerak tipis-tipis dalam empat perdagangan sebelumnya. Pada grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di atas rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan di MA20/rerata 20 hari (garis merah).

Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) mulai bergerak mendatar dan masuk ke wilayah positif, histogramnya sudah berada di wilayah positif. Indikator-indikator grafik harian ini mengindikasikan rupiah berada dalam fase konsolidasi. 

Lewati Rp 14.100/US$, Awas Rupiah Bisa Terus MelemahGrafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam
Sumber: investing.com

Pada time frame 1 jam, rupiah bergerak di atas MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru), dan MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator stochastic bergerak naik dan berada di wilayah jenuh beli (overbought).

Rupiah masih bergerak di kisaran Rp 14.110/US$, jika bertahan di atas level tersebut rupiah berisiko melemah ke Rp 14.120/US$. Sementara melihat indikator Stochastic yang overbought, jika kembali ke bawah Rp 14.110/US$, rupiah berpotensi memangkas pelemahan bahkan menguat menuju level Rp 14.090/US$. 

Penembusan di bawah Rp 14.090/US$ akan membuka peluang penguatan ke Rp 14.070/US$.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular