
Jokowi Mau Kebut B30, Apakah RI Sudah Benar-benar Siap?
Chandra Gian Asmara & Anisatul Umah, CNBC Indonesia
29 November 2019 11:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo mengungkapkan sejumlah langkah untuk mengatasi defisit neraca transaksi berjalan. Salah satunya adalah memaksimalkan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dalam wujud biodiesel.
Hal itu diungkapkan Jokowi saat memberikan sambutan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2019 di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis (28/11/2019) malam. Turut hadir Gubernur BI Perry Warjiyo dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju.
Ihwal CPO, Jokowi bercerita perihal ancaman boikot di Eropa. Menurut eks Wali Kota Solo tersebut, kenyataan itu tidak perlu ditakuti.
"Kalau konsumsi kita, bisa kita lakukan, bisa menyerap, artinya B20 sudah berjalan, nanti masuk ke B30, B50 bisa berjalan, artinya impor minyak akan turun drastis. Sehingga urusan neraca perdagangan, neraca transaksi berjalan kita jadi lebih baik," kata Jokowi.
"Kenapa gak dikerjakan dari dulu karena ada yang senang impor minyak. Saya tahu yang impor siapa sekarang. Yang sudah saya sampaikan, kalau ganggu acara B20, ganggu B30, ganggu B50, hati-hati. Pasti akan saya gigit orang itu!," lanjutnya.
Lantas, bagaimana perkembangan terkini B30? Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Dadan Kusdiana memastikan program mandatori B30 siap diimplementasikan mulai Januari 2020. Menurut dia, rekomendasi itu diberikan berdasarkan uji jalan performa kendaraan, monitoring, dan evaluasi yang dikerjakan oleh tim teknis.
Program B30 dilaksanakan berdasarkan amanat Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015. Beberapa rekomendasi teknis yang diberikan antara lain demi menjaga kualitas B30 proses pencampuran, penyimpanan, dan penyaluran perlu pengendalian dan monitoring secara berkala.
Agar mendapatkan campuran B30 yang homogen, metode blending harus sesuai dengan pedoman umum dan menggunakan sarana prasarana yang memenuhi standar, untuk mencegah peningkatan kadar air, B100 harus disimpan dalam tangki tertutup dan dihindarkan dari kontak dengan udara dan segera dilakukan pencampuran dengan B0.
Kemudian usulan spesifikasi bahan bakar untuk B100, kadar monogliserida maksimum adalah 0,55 %-massa dan kadar air maksimum adalah 350 ppm. Penggunaan B100 di luar rekomendasi ini memerlukan pengujian tambahan.
Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) diharapkan memberikan informasi adanya penggantian filter bahan bakar yang lebih cepat pada kendaraan baru atau kendaraan yang belum pernah menggunakan bahan bakar campuran biodiesel.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM FX Sutijastoto menegaskan B30 siap diaplikasikan. Program itu sangat penting untuk menekan defisit neraca perdagangan.
"Kemarin mencapai defisit besar sumbernya adalah impor minyak banyak dan harga CPO yang jatuh. Bagaimana mengurangi ketergantungan impor dan memperbaiki market sawit," katanya di Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Meski diterapkan awal tahun 2020, namun uji coba implementasi sudah dilakukan pada 25 November 2019. Kebutuhan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) tambahan untuk uji coba implementasi ini sebesar 72 ribu kiloliter.
"Tanggal 25 November direncanakan sudah ada yang menyalurkan," ungkap Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Adrian Febi Misna saat dihubungi, Jumat (22/11/2019).
Berdasarkan penghitungan Kementerian ESDM, diperlukan setidaknya 9,6 juta kiloliter FAME untuk mendukung B30 pada tahun 2020. Jumlah tersebut didasarkan pada kebutuhan FAME 2019 sebesar 6,6 juta kiloliter.
(miq/miq) Next Article Apa Kabar Program B30 di Masa Pandemi? Ini Kata GAPKI
Hal itu diungkapkan Jokowi saat memberikan sambutan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2019 di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis (28/11/2019) malam. Turut hadir Gubernur BI Perry Warjiyo dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju.
Ihwal CPO, Jokowi bercerita perihal ancaman boikot di Eropa. Menurut eks Wali Kota Solo tersebut, kenyataan itu tidak perlu ditakuti.
"Kenapa gak dikerjakan dari dulu karena ada yang senang impor minyak. Saya tahu yang impor siapa sekarang. Yang sudah saya sampaikan, kalau ganggu acara B20, ganggu B30, ganggu B50, hati-hati. Pasti akan saya gigit orang itu!," lanjutnya.
Lantas, bagaimana perkembangan terkini B30? Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Dadan Kusdiana memastikan program mandatori B30 siap diimplementasikan mulai Januari 2020. Menurut dia, rekomendasi itu diberikan berdasarkan uji jalan performa kendaraan, monitoring, dan evaluasi yang dikerjakan oleh tim teknis.
Program B30 dilaksanakan berdasarkan amanat Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015. Beberapa rekomendasi teknis yang diberikan antara lain demi menjaga kualitas B30 proses pencampuran, penyimpanan, dan penyaluran perlu pengendalian dan monitoring secara berkala.
Agar mendapatkan campuran B30 yang homogen, metode blending harus sesuai dengan pedoman umum dan menggunakan sarana prasarana yang memenuhi standar, untuk mencegah peningkatan kadar air, B100 harus disimpan dalam tangki tertutup dan dihindarkan dari kontak dengan udara dan segera dilakukan pencampuran dengan B0.
Kemudian usulan spesifikasi bahan bakar untuk B100, kadar monogliserida maksimum adalah 0,55 %-massa dan kadar air maksimum adalah 350 ppm. Penggunaan B100 di luar rekomendasi ini memerlukan pengujian tambahan.
Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) diharapkan memberikan informasi adanya penggantian filter bahan bakar yang lebih cepat pada kendaraan baru atau kendaraan yang belum pernah menggunakan bahan bakar campuran biodiesel.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM FX Sutijastoto menegaskan B30 siap diaplikasikan. Program itu sangat penting untuk menekan defisit neraca perdagangan.
"Kemarin mencapai defisit besar sumbernya adalah impor minyak banyak dan harga CPO yang jatuh. Bagaimana mengurangi ketergantungan impor dan memperbaiki market sawit," katanya di Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Meski diterapkan awal tahun 2020, namun uji coba implementasi sudah dilakukan pada 25 November 2019. Kebutuhan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) tambahan untuk uji coba implementasi ini sebesar 72 ribu kiloliter.
"Tanggal 25 November direncanakan sudah ada yang menyalurkan," ungkap Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Adrian Febi Misna saat dihubungi, Jumat (22/11/2019).
Berdasarkan penghitungan Kementerian ESDM, diperlukan setidaknya 9,6 juta kiloliter FAME untuk mendukung B30 pada tahun 2020. Jumlah tersebut didasarkan pada kebutuhan FAME 2019 sebesar 6,6 juta kiloliter.
(miq/miq) Next Article Apa Kabar Program B30 di Masa Pandemi? Ini Kata GAPKI
Most Popular