Obligasi Rp 1,25 T Laris Manis, PTPP Tancap Gas Prakarsai Tol

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
26 November 2019 17:53
Dana tersebut akan digunakan perseroan untuk membayar utang perseroan dan biaya operasional.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia -  PT PP Tbk (PTPP) mengklaim bahwa obligasi senilai Rp 1,25 triliun yang belum lama ini ditawarkan sudah terserap pasar. Dana tersebut akan digunakan perseroan untuk membayar utang perseroan dan biaya operasional.

"Insya Allah kalau yang obligasi kemarin terserap semua. Karena memang sampai dengan saat ini kita selalu ketika menerbitkan obligasi, membayar juga tepat waktu. Sehingga obligasi yang kali ini kita terbitkan bisa diserap oleh masyarakat," kata Direktur Utama PTPP Lukman Hidayat di sela acara Digital Construction Day 2019 di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (26/11/2019).

Dia menjelaskan bahwa dana hasil penawaran obligasi ini sebagian digunakan untuk membayar utang perseroan. "Juga untuk investasi, kemudian juga untuk biaya operasional. Atau untuk menjalankan proyek-proyek baru," bebernya.

Ke depan, dia mengaku tertarik memperbanyak investasi pada jalan tol. PTPP belakangan memang mulai gencar mengincar proyek tol.

PP sudah beberapa kali terlibat dalam pekerjaan tol, bahkan pada Tol Semarang-Demak ini PTPP bertindak sebagai pemimpin konsorsium.

Sejumlah tol yang sebelumnya melibatkan PP di antaranya tol ruas Manado-Bitung sepanjang 39 km, ruas Balikpapan- Samarinda sepanjang 99 km dan ruas Pandaan-Malang sepanjang 38 km.

Selain itu, PP juga punya investasi di dua ruas tol yakni 15% di jalan Tol Depok-Antasari dan 15% di Ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi dengan porsi 15% saham.

"Kita kan punya tol juga, ada investasi lain kan ada. Kalau kita sebagai pemrakarsa sudah ada. Ada juga kita yang pemrakarsa tapi belum ambil alih. Nanti dulu lah," urainya.

Sebelumnya, PT PP Tbk (PTPP) menerbitkan obligasi senilai Rp 1,25 triliun yang ditawarkan dalam dua seri dengan tingkat bunga sebesar 8,25% dan 8,50% per tahun. Surat utang ini ditawarkan kepada investor pada 21-22 November 2019.

Berdasarkan prospektus ringkas yang dirilis perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), dana dari penerbitan ini akan digunakan untuk melakukan pembiayaan kembali (refinancing) obligasi sebelumnya senilai Rp 300 miliar. Sedangkan sisanya akan digunakan untuk mendanai pembangunan infrastruktur yang saat ini ditanganinya.

Dalam penerbitannya, obligasi ini ditawarkan dalam dua seri yakni seri A dengan pokok Rp 1 triliun dan tenor 3 tahun. Lalu seri B senilai Rp 250 miliar dan memiliki jangka waktu hingga lima tahun sejak tanggal emisi.

Tanggal penjatahan untuk surat utang ini jatuh pada 25 November dan akan dicatatkan di BEI pada 28 November 2019. Surat utang ini mendapatkan peringkat A+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. Sedang untuk wali amanatnya adalah PT Bank Pembangunann Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR).
(hps/hps) Next Article PPRO Tunda Penerbitan Obligasi Rp 300 M, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular