
IHSG Dibuka Hijau, Semoga Terus Menghijau Sampai Sore

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,34% di level 6.091,24 pada perdagangan Selasa pagi (26/11/2019). Senin kemarin IHSG ditutup dengan pelemahan 29 poin atau 0,48% ke level 6.070 meneruskan zona merah sejak pembukaan.
Untuk perdagangan hari ini Selasa (26/11/2019),Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG akan ditutup menguat. Rentang pergerakannya diperkirakan pada level 6.060 hingga 6.140.
Dari bursa saham Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama ditutup pada zona hijau. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 190 poin atau 0,68%, indeks S&P 500 terangkat 23 poin atau 0,75%, dan Nasdaq melesat 1,32%.
Kabar baik datang dari hubungan AS-China, Global Times (tabloid yang berafiliasi dengan Partai Komunis China) mewartakan bahwa AS-China sudah sangat dekat untuk menyepakati perjanjian dagang Fase I. Bahkan kedua negara siap untuk melanjutkan ke fase berikutnya.
"Bertentangan dengan apa yang dilaporkan berbagai media, China dan AS sudah sangat dengan kesepakatan damai dagang Fase I. China tetap berkomitmen untuk melanjutkan dialog untuk Fase II atau bahkan Fase III dengan AS, berdasarkan kesetaraan," cuit akun Twiiter Global Times.
Sentimen lain yang mengangkat bursa saham New York adalah rencana merger dan akuisisi. EBay berencana menjual anak usahanya yang bergerak di bidang penjualan tiket, StubHub, kepada Viagogo senilai US$ 4,05 miliar. Aksi korporasi ini kemungkinan akan selesai pada akhir kuartal I-2019.
Kemudian ada perusahaan fesyen ternama asal Prancis, Louis Vuitton, yang sepakat untuk mengakuisisi perusahaan perhiasan, Tiffany, dengan mahar US$ 16,2 miliar. Ini adalah akuisisi terbesar yang pernah dilakukan Louis Vuitton.
Dari dalam negeri, sektor infrastruktur dan aneka industri menjadi pemberat utama IHSG kemarin. Saham PT Astra International Tbk (ASII) melemah 1,88% dengan jual bersih investor asing senilai Rp 78,5 miliar, sedangkan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) lebih parah dengan penurunan 2,46%, dengan net sell asing Rp 453 miliar.
Secara teknikal, IHSG memang masih dalam tekanan jangka pendek karena posisinya masih bergerak di bawah rata-rata harganya dalam lima hari terakhir (Moving Average/MA5), yang tergambar dari garis ungu yang melintang pada grafik di bawah ini.
Level 6.100 sebagai penahan koreksi (support level) awal pekan kemarin sudah tertembus. Meski IHSG membentuk pola lilin hitam (black candle), tetapi disertai dengan ekor (shadow) yang menandakan tekanan beli yang mulai muncul kembali, sehingga potensi berbalik menguat cukup terbuka.
![]() |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Anjlok 3% Lebih, Mampukah IHSG Mengawali Pekan dengan Manis?