Analisis Teknikal IHSG

Anjlok 3% Lebih, Mampukah IHSG Mengawali Pekan dengan Manis?

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
03 February 2020 08:32
Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak cenderung terkoreksi.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan hari Jumat (31/1/2020) pekan lalu dengan ditutup anjlok 117 poin atau minus 1,94% di level 5.940. Sepanjang pekan lalu IHSG terhempas 3,15%.

Memasuki perdagangan Senin (3/2/2020) hari ini, Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak cenderung terkoreksi, adapun rentang pergerakannya berpotensi terjadi pada level 5.850 hingga 5.950.

Dari bursa saham yang ada di Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama pada akhir pekan kemarin rata-rata ditutup dengan pelemahan. Indeks Dow Jones (DJIA) anjlok 2,09% ke level 28.256, S&P 500 amblas 1,77% ke level 3.225 dan Nasdaq terhempas 1,59% ke level 9.150.

Investor Wall Street cemas karena semakin khawatir dampak virus corona akan berpotensi menurunkan perekonomian karena penyebarannya cukup cepat di China.

Anjlok 3% Lebih, Mampukah IHSG Mengawali Pekan Dengan Manis?Foto: WNI dari China Diberangkatkan ke Natuna (Dok. Kemenlu)


Menurut AFP, angka korban tewas karena corona kini naik menjadi 360 orang di China. Pihak berwenang di Provinsi Hubei mengatakan ada 56 kematian baru pada Senin (3/2/2020), sementara jumlah kasusnya juga bertambah 2.103 menjadi 16.000-an kasus.

Sementara itu, negara yang mengonfirmasi penderita corona di negaranya sudah sekitar 25 negara. Termasuk Australia, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, Finlandia, Swedia, Italia, Spanyol, Rusia.

Sementara dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi nasional periode Januari 2020 pada hari ini Senin (3/2). Pada Desember 2019 lalu terjadi inflasi sebesar 0,11%, sedangkan pada Januari 2019 angka inflasi 0,26%.


Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan terjadi inflasi 0,46% secara month-on-month (MoM). Angka inflasi di Januari merupakan salah satu yang tertinggi jika dibandingkan bulan-bulan lainnya.

Dari pasar saham dalam negeri, secara teknikal IHSG dibayangi penurunan dalam jangka pendek. Pola lilin hitam panjang (long black candle) yang terbentuk pada perdagangan terakhir menunjukkan IHSG dalam tekanan jual.

Dalam jangka panjang IHSG sudah bergerak di bawah rata-rata level nilainya dalam 150 hari terakhir (moving average/MA-150). Ada potensi IHSG akan bergerak menuju di bawah MA-200 yang mana merupakan tanda-tanda terjadinya koreksi minor pada tren jangka panjangnya.

Melihat arah pergerakannya, level yang berpotensi dituju IHSG dalam 1-3 hari ke depan berada di level 5.847, yang merupakan rata-ratanya dalam 200 hari perdagangan.

Sumber: Refinitiv (Diolah)


TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

 


(yam/tas) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular