Ditekan Dua Hari, Kurs Dolar Singapura Akhirnya Menguat Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 November 2019 11:07
Kamis kemarin, Mata uang Negeri Merlion ini sebenarnya menguat 0,21% ke level Rp 10.362,81/SG$ pada pagi hari, tetapi justru berhasil dipukul balik menjelang
Foto: REUTERS/Edgar Su
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Jumat (22/11/19), setelah melemah dua hari berturut-turut.

Pada pukul 10:36 WIB, 1 dolar Singapura setara dengan Rp 10.344,19. Dolar Singapura menguat 0,17% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Kamis kemarin, Mata uang Negeri Merlion ini sebenarnya menguat 0,21% ke level Rp 10.362,81/SG$ pada pagi hari, tetapi justru berhasil dipukul balik menjelang akhir perdagangan.



Penguatan di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli di dalam negeri. Berikut beberapa kurs jual beli dolar Singapura yang diambil dari situs resmi beberapa bank pada pukul 10:40 WIB.

BankKurs BeliKurs Jual
Bank BNI10.316,0010.374,00
Bank BRI10.275,5410.420,75
Bank Mandiri10.320,0010.380,00
Bank BTN10.194,0010.505,00
Bank BCA10.337,3510.357,73
CIMB Niaga10.101,0010.615,12


Dolar Singapura sebelumnya mendapat sentimen positif, data final produk domestik bruto (PDB) dilaporkan tumbuh 0,5% year-on-year (YoY) di kuartal III-2019, sesuai dengan konsensus di Trading Economics, serta lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 0,2% YoY.

Namun, rupiah berhasil memukul balik setelah Bank Indonesia (BI) mengumumkan kebijakan moneter Kamis sore kemarin.

BI mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan (7 Day Reverse Repo Rate) sebesar 5%. Dengan demikian BI mengakhiri rentetan penurunan suku bunga dalam empat bulan berturut-turut.

Tetapi BI bukan tanpa stimulus kali ini, Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi persnya mengumumkan bahwa rasio Giro Wajib Minimum (GWM) dipangkas sebesar 50 basis poin, yang mulai berlaku pada 2 Januari 2020.



"GWM diturunkan untuk bank umum dan syariah sebesar 50 bps sehingga masing-masing menjadi 5,5% dan 4%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis kemarin.

Dengan dilonggarkannya rasio GWM, maka likuiditas di bank akan bertambah dan bisa digunakan oleh mereka guna menggenjot penyaluran kredit. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi RI diharapkan akan lebih terpacu lagi.

Selain itu, hubungan AS-China tetap menjadi penggerak perdagangan mata uang. Kabar terbaru dari China kembali mengangkat kinerja dolar Singapura. China dikabarkan ingin bertemu langsung dengan AS, tidak hanya via telepon.



"China akan berusaha mencapai kesepakatan perdagangan awal dengan AS karena kedua belah pihak menjaga saluran komunikasi tetap terbuka" kata Kementerian Perdagangan China, sebagaimana dilansir CNBC International.

Sementara itu Wall Street Journal yang mengutip dari sumber terkait mengatakan Beijing sudah mengundang para negosiator AS untuk mengadakan perundingan face-to-face.

Singapura merupakan salah satu negara yang terkena dampak buruk dari perang dagang AS-China, perekomiannya mengalami pelambatan signifikan, meski pada akhirnya bisa bangkit di kuartal III lalu. Dengan upaya terbaru dari China untuk bertemu dengan AS, harapan akan adanya penandatanganan kesepakatan dagang kembali muncul.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular