Analisis Teknikal

Bergerak Bak Roller Coaster, Begini Arah Saham Bank Artos

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
21 November 2019 14:53
fluktuasi juga terjadi pada harga saham PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) sepanjang tahun ini sangat tinggi.
Foto: Bank Artos

Jakarta, CNBC Indonesia -  Seperti Roller Coaster yang naik turun, fluktuasi tersebut mirip pergerakan harga saham PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO). Saham tersebut bahkan sudah beberapa kali di suspensi pihak Otoritas bursa karena harganya naik drastis sepanjang tahun ini.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga penutupan perdagangan sesi I hari Kamis (21/11/2019) mencatat, saham ARTO bertengger pada harga Rp 2.090/saham atau terkoreksi 7,17%, adapun nilai transaksinya sebesar Rp 129,1 juta.

Sejak awal tahun harga sahamnya sudah naik 1.177,78%, harga tertingginya tahun ini pada Rp 5.125/saham yang tersentuh pada hari jumat (8/11/20190).

Secara teknikal, harga sahamnya sedang tertekan karena posisinya bergerak di bawah rata-ratanya selama lima hari terakhir (Exponential Moving Average/EMA5).

Tren harganya pun sedang turun dalam jangkah menengah pendek, yang terlihat dari puncak-puncak harganya yang bergerak lebih rendah (lower high).

Potensi penurunannya masih cukup terbuka mengingat harganya belum menyentuh level jenuh jualnya (oversold), menurut indikator teknikal stochastic slow. Ada potensi harganya menguji level Rp 1.735/saham dalam beberapa pekan ke depan.

Naik Turun Bagai Roller Coaster, Kemana Saham ARTO Bergerak?Sumber: Refinitiv

Saham ARTO mulai beriak-riak mulai pertengahan bulan Agustus 2019 dipicu pemberitaan bahwa perusahaan akan menjadi bank yang menangani transaksi Gojek alias GoBank. Manajemen tidak merinci secara jelas apakah akan berkerja sama dengan Gojek, tetapi membenarkan akan menjadi bank digital.

Hal tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas Direktur Utama ARTO Deddy Triyana dalam paparan publik insidentil yang dilaksanakan hari ini, Senin (14/10/2019) . Deddy menjelaskan, setelah diakuisisi oleh Jerry Ng dan Patrick Walujo dan menjadi pemilik baru, maka kegiatan usaha perbankan terfokus pada segmen usia produktif.

"Alasan akuisisi ini untuk mengembangkan Bank Artos yang melayani segmen menengah dengan platform digital. Akan ada bisnis model baru dari Bank Artos jadi bank digital. Kenapa? karena segmen itu sedang tumbuh dan juga target market di segmen itu mendominasi dari sisi usia produktif, ini jadi alasan dari pihak pembeli," kata Deddy saat paparan publik insidentil di Jakarta, Senin (14/10/2019).

Akuisisi oleh Jerry Ng dan Patrick Walujo disampaikan pada 22 Agustus 2019 dengan mencaplok 51% saham Bank Artos.

Akuisisi tersebut dilakukan oleh perusahaan milik Jerry Ng bernama PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI), dan entitas milik Patrick Walujo, yakni Wealth Track Technology (WTT) Limited yang berbasis di Hong Kong.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Jerry Ng Resmi Caplok 37,65% Saham Bank Artos Rp 179 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular