Tak Hanya Lion Air, Softex & Uni-Charm Juga Batal IPO di 2019

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah maskapai PT Lion Mentari Airlines atau Lion Air Group batal melangsungkan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), sejumlah perusahaan dengan skala besar juga disebutkan kemungkinan menunda rencana masuk bursa pada tahun ini.
Dari sejumlah perusahaan itu, dua di antaranya yakni PT Softex Indonesia dan PT Uni-Charm Indonesia.
Ketika ditanya kembali soal apakah dua perusahaan tersebut menunda IPO, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi tidak menampik kabar tersebut. Dia mengatakan pemilihan waktu atau timing yang tepat untuk mencatatkan saham di bursa itu tergantung rekomendasi dari penjamin emisi (underwriter).
"Begini lho, mereka [Lion, Softex & Uni-Charm] sudah mempersiapkan keputusan itu [IPO], tapi keputusan timing yang tepat itu mereka pasti underwriter yang akan menentukan [waktu] yang tepat," tegas Inarno, usai acara Syariah Investment Week 2019, di Gedung BEI, Kamis (21/11/2019).
"Kalau memang sekiranya kondisi luarnya sedang bergejolak saat ini, pasti akan diundur, keputusan bisnis saja," katanya.
Dia mengatakan biasanya calon emiten dan penjamin emisi yang akan menentukan kapan tepatnya waktu pencatatan atau listing di BEI, mengingat adanya pertimbangan kondisi pasar.
"Saya enggak tahu, keputusan timing-nya kan bukan di kita. Timing ada di underwriter dan emitennya untuk go public," katanya.
Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Hoesen menegaskan rencana IPO Lion batal tahun ini dan diundur kemungkinan jadi tahun depan.
"Ya saya belum tahu karena sudah nyampein apa belum [soal IPO Lion], sudah sampaikan ya? Ya gitulah [batal tahun ini], ditunda mungkin [tahun depan]. Kan teman-teman [jurnalis] sudah tahu," kata Hoesen.
Pada Juli silam, Hendra Setiawan, Chief Executive Officer dan Presiden Direktur Softex Indonesia kepada CNBC Indonesia, mengatakan pihaknya belum bisa berkomentar banyak soal rencana IPO yang sempat beredar sebelumnya.
"Mohon maaf sementara ini rencana IPO Softex masih dalam tahap diskusi. Belum ada kepastian apapun. Sementara masih tahap rencana," kata Hendra, Jumat (12/7/2019).
Rencana IPO perusahaan sanitary dan pembalut wanita yang sudah melakukan ekspor ke hampir seluruh benua di dunia ini diperkirakan bisa menghasilkan dana mencapai US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7,05 triliun (asumsi kurs Rp 14.100/US$).
Jika nilai tersebut direalisasikan, maka sudah barang pasti ini akan menjadi nilai IPO terbesar sepanjang tahun. Bukan hanya karena angkanya saja yang jumbo, tapi juga karena mayoritas IPO di tahun ini didominasi oleh perusahaan skala kecil.
Selain Softex, produsen produk sanitary Uni-Charm juga disebutkan tengah dalam persiapan untuk menjadi perusahaan publik dan mencatatkan sahamnya di BEI.
Menurut rencana, aksi korporasi ini akan menggunakan laporan keuangan Juni 2019, sehingga paling lambat memiliki waktu hingga akhir 2019 untuk merealisasikan rencana tersebut. Namun dengan pernyataan Inarno, ada kemungkinan penundaan IPO jadi tahun depan.
Dikutip dari laman resmi perusahaan, Uni-Charm menjalankan tiga line bisnis yakni baby care, feminine care dan health care. Perusahaan didirikan pada 1997 dan telah memiliki dua pabrik di Karawang, Jawa Barat dan Surabaya, Jawa Timur.
Perusahaan ini merupakan bagian dari Unicharm Corporation asal Jepang yang sahamnya tercatat di Tokyo Stock Exchange. Disinyalir, potensi dana IPO yang bisa dikantongi oleh perusahaan ini bisa mencapai Rp 1 triliun.
Uni-Charm merupakan produsen produk dengan merk MamiPoko, Charm dan Lifree.
Ini deretan perusahaan dual-listing
Bos BEI Sebut Kinerja Emiten 2019 Masih Oke, Q1 Gimana?
(tas/hps)