
Ramai Rilis Obligasi, Pefindo Sudah Kantongi Mandat Rp 18 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Penerbitan obligasi korporasi menjelang tutup tahun 2019 diprediksi masih semarak. Usainya gelaran Pilpres 2019 dan tren penurunan bunga menjadi angin segar sejumlah korporasi menerbitkan surat utang.
PT Pemeringkat Indonesia (Pefindo) mencatat, hingga 18 November 2019, perseroan menerima mandat penerbitan obligasi korporasi dari 21 perusahaan senilai Rp 18,28 triliun. Dari jumlah itu, 7 perusahaan berasal dari BUMN. Namun, mandat dapat direalisasikan pada akhir tahun atau awal 2020.
Secara rinci, dari jumlah Rp 18,28 triliun, penerbitan instrumen surat utang dikontribusikan dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) baru senilai Rp 5,15 triliun, obligasi Rp 3,5 triliun, sekuritisasi Rp 3,5 triliun. Selebihnya dari rencana realisasi PUB, MTN (surat utang jangka menengah/medium term notes), sukuk, dan surat berharga komersial.
Head of Economy Research Pefindo Fikri C Permana mencermati, usai tahun politik jadi katalis positif perusahaan menerbitkan obligasi, apalagi tren suku bunga sudah rendah.
Bank Indonesia sudah melonggarkan suku bunga acuan sebesar 100 basis poin menjadi 5% sepanjang tahun berjalan.
"Penerbitan obligasi di 2019 tinggi karena politik mereda dan jatuh tempo lebih banyak sebesar Rp 115 triliun, itu jadi pendorong kenaikan di tahun ini," kata Fikri, Selasa (19/11/2019).
Fikri melanjutkan, di tahun depan, penerbitan obligasi trennya akan lebih meningkat. Nilainya diproyeksikan akan mencapai Rp 135,2 triliun.
Katalis positif yang mendorong kian ramai penerbitan obligasi korporasi adalah adanya surat utang jatuh tempo yang lebih besar ketimbang di tahun 2019.
Pefindo mencatat, setidaknya nilai utang jatuh tempo mencapai Rp 126,4 triliun sepanjang tahun 2020. Bertepatan dengan momentum bunga rendah, obligasi bisa menjadi pilihan kala likuiditas perbankan kian mengetat.
"Ketiga banyak pilihan surat utang korporasi, selain obligasi, sukuk dan MTN, ada instrumen yang diterbitkan dan dicari investor sekarang, yaitu green bonds," jelasnya lagi.
Pefindi sebelumnya memprediksi penerbitan obligasi korporasi di tahun depan akan meningkat 17% menjadi Rp 158,5 triliun dari proyeksi sepanjang tahun ini sebesar Rp 135,2 triliun. Katalis pendorong ramainya penerbitan instrumen surat ini adalah tren penurunan suku bunga acuan.
Sebagai catatan, hingga 31 Oktober 2019, nilai penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp 116,25 triliun. Nilai terbesar dari penerbitan itu memang masih didominasi oleh tiga sektor, di antaranya adalah finansial senilai Rp 47,84 triliun dan perbankan Rp 20,45 triliun. Sedangkan sektor energi menyumbang Rp 11,02 triliun.
Simak rebalancing portofolio MI
(tas/tas) Next Article Juli 2020, Pefindo Terima Mandat Pemeringkatan Rp 74,5 T
