
Ramai Sentimen, Harga SUN Tenor Panjang & Pendek Bisa Joss!
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
20 November 2019 09:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah berdurasi jangka pendek dan panjang masih berpotensi menguat hari ini, Rabu (20/11/2019) sedangkan tenor menengah diprediksi akan melemah di tengah beragamnya sentimen baik dalam negeri dan luar negeri.
Beragamnya sentimen datang dari positifnya penurunan suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), lalu sentimen lain yakni memburuknya kondisi hubungan Amerika Serikat (AS)-China setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif impor jika Beijing tidak segera menyepakati perundingan kedua negara.
Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, menilai sentimen tersebut membuat pelaku pasar surat utang negara (SUN) disarankan untuk menunggu (wait and see).
"Kami merekomendasikan wait and see hari ini, pergerakan pasar obligasi yang bergerak melebihi 55 bps [basis poin], akan menjadi arah selanjutnya bagi pasar obligasi," ujar Nico dan tim dalam risetnya hari ini (20/11/19).
Selain itu, hasil lelang kemarin yang berhasil menerbitkan SUN senilai Rp 23 triliun dapat menjadi katalis positif lain di pasar. Dalam lelang itu, pemerintah menawarkan beberapa seri yang berpotensi menjadi seri acuan baru tahun depan.
Dalam lelang tersebut, seri yang paling banyak diterbitkan pemerintah adalah FR0082 dan FR0081 yang jauh tempo pada 2030 dan 2025, masing-masing Rp 7,25 triliun dan Rp 6,35 triliun. Keduanya berpotensi menjadi seri acuan tahun depan, yaitu untuk seri 10 tahun dan 5 tahun.
Sukesnya lelang juga dapat meredakan tekanan suplai penerbitan instrumen SUN baru hingga akhir tahun dan akhirnya membuka peluang kenaikan harga sekaligus penurunan tingkat imbal hasil (yield) hingga akhir tahun.
Dari domestik, sisi positif yang dapat menjaga momentum dan mendukung pasar obligasi pemerintah agar koreksi tidak terlalu besar adalah masih derasnya aliran dana investor asing ke pasar SUN hingga berada pada angka Rp 1.067,87 triliun per 18 November.
Data porsi investor di pasar SBN mengacu informasi dari Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.067,87 triliun SBN, yang artinya berporsi 38,96% dari total beredar Rp 2.741 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas) Next Article Kali Ini, Cuitan Trump Bakal Hijaukan Pasar SUN
Beragamnya sentimen datang dari positifnya penurunan suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), lalu sentimen lain yakni memburuknya kondisi hubungan Amerika Serikat (AS)-China setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif impor jika Beijing tidak segera menyepakati perundingan kedua negara.
Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, menilai sentimen tersebut membuat pelaku pasar surat utang negara (SUN) disarankan untuk menunggu (wait and see).
"Kami merekomendasikan wait and see hari ini, pergerakan pasar obligasi yang bergerak melebihi 55 bps [basis poin], akan menjadi arah selanjutnya bagi pasar obligasi," ujar Nico dan tim dalam risetnya hari ini (20/11/19).
Selain itu, hasil lelang kemarin yang berhasil menerbitkan SUN senilai Rp 23 triliun dapat menjadi katalis positif lain di pasar. Dalam lelang itu, pemerintah menawarkan beberapa seri yang berpotensi menjadi seri acuan baru tahun depan.
Dalam lelang tersebut, seri yang paling banyak diterbitkan pemerintah adalah FR0082 dan FR0081 yang jauh tempo pada 2030 dan 2025, masing-masing Rp 7,25 triliun dan Rp 6,35 triliun. Keduanya berpotensi menjadi seri acuan tahun depan, yaitu untuk seri 10 tahun dan 5 tahun.
Sukesnya lelang juga dapat meredakan tekanan suplai penerbitan instrumen SUN baru hingga akhir tahun dan akhirnya membuka peluang kenaikan harga sekaligus penurunan tingkat imbal hasil (yield) hingga akhir tahun.
Dari domestik, sisi positif yang dapat menjaga momentum dan mendukung pasar obligasi pemerintah agar koreksi tidak terlalu besar adalah masih derasnya aliran dana investor asing ke pasar SUN hingga berada pada angka Rp 1.067,87 triliun per 18 November.
Data porsi investor di pasar SBN mengacu informasi dari Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.067,87 triliun SBN, yang artinya berporsi 38,96% dari total beredar Rp 2.741 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas) Next Article Kali Ini, Cuitan Trump Bakal Hijaukan Pasar SUN
Most Popular