Analisis

China Merasa "Di-PHP-in", Rupiah Bisa Tembus Rp 14.100/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 November 2019 13:00
China Merasa
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (19/11/19) setelah China menebar pesimisme terkait kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat (AS).

Rupiah membuka perdagangan hari ini dengan stagnan di level Rp 14.070/US$, tetapi setelahnya langsung masuk ke zona merah. Sebelum tengah hari, rupiah sudah melemah 0,16% di level Rp 14.092/US$.

China pada Senin kemarin memberikan sentimen positif di pasar setelah media milik pemerintah, Xinhua, pada hari Minggu melaporkan pembicaraan level tinggi kedua negara melalui telepon berlangsung konstruktif.

Laporan tersebut senada dengan pernyataan penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, pada Kamis waktu AS, yang menyebut negosiasi dengan Beijing berjalan konstruktif, dan mengatakan dua raksasa ekonomi dunia ini akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat setelah melakukan perundingan intensif melalui telepon.



Namun, kini China malah menyatakan hal yang berbalik 180 derajat. Pemerintah China dikabarkan pesimistis terkait kesepakatan dagang setelah Presiden AS Donald Trump menolak untuk menghapus bea masuk dari China.

"Mood di Beijing mengenai kesepakatan dagang saat ini pesimistis akibat keengganan Presiden Trump dalam menghapus bea masuk, dimana sebelumnya China percaya AS sudah sepakat akan penghapusan tersebut" kata sumber dari pemerintah China sebagaimana dikutip Eunice Yooh reporter CNBC International.


Sumber tersebut juga mengatakan China kini mengamati dengan seksama situasi politik di AS, termasuk sidang pemakzulan dan pemilihan presiden 2020. Para pejabat China dikatakan mulai mempertimbangkan apakah lebih rasional untuk menunggu hingga urusan politik tersebut selesai akibat kemungkinan Trump tidak lagi menjabat sebagai presiden.

Akibat laporan tersebut, harapan akan adanya penandatangan kesepakatan dagang dalam waktu dekat menjadi meredup yang membuat sentimen pelaku pasar memburuk. Dampaknya rupiah terus mengalami tekanan dan tidak sempat mencicipi zona hijau hingga pertengahan perdagangan hari ini.


Di-PHP China, Rupiah Bisa Tembus Rp 14.100/US$ Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Sumber: investing.com

Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di kisaran rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan di atas MA20/rerata 20 hari (garis merah).

Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) mulai bergerak naik meski masih di zona negatif, histogramnya sudah masuk ke wilayah positif. Indikator ini mengindikasikan rupiah mulai kehilangan momentum penguatan dalam jangka menengah.

Di-PHP China, Rupiah Bisa Tembus Rp 14.100/US$ Grafik : Rupiah (USD/IDR) 1 Jam 
Sumber: investing.com


Pada time frame 1 jam, rupiah bergerak di kisaran MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru), dan atas MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator stochastic bergerak naik dan berada di wilayah jenuh beli (overbought).

Rupiah kini bergerak di kisaran Rp 14.090/US$. Melihat indikator Stochastic yang overbought, selama tertahan di bawah level tersebut rupiah berpeluang memangkas pelemahan menuju level Rp 14.070/US$. 

Sebaliknya, jika kembali Rp 14.090/US$ berhasil ditembus secara konsisten, rupiah berpeluang melemah ke Rp 14.110/US$.


TIM RISET CNBC INDONESIA 


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular