AS-China Mulai Mesra, Bursa Wall Street Diprediksi Menghijau

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
18 November 2019 18:02
Pada pukul 17:33 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 naik masing-masing 43,11 poin dan 3,99 poin.
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak futures indeks bursa saham acuan Wall Street diimplikasikan menguat pada perdagangan hari ini, Senin (18/11/2019) seiring dengan perkembangan positif dari hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Pada pukul 17:33 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 naik masing-masing 43,11 poin dan 3,99 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq menguat 19,23 poin. Kontrak futures menjadi cerminan pergerakan bursa Wall Street AS nanti malam.

Salah satu media milik pemerintah China, Xinhua, melaporkan bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He bersama dengan perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin melakukan pembicaraan terkait kesepakatan fase pertama lewat telpon pada Sabtu pagi (16/11/2019), dilansir CNBC International.

Kemesraan AS-China Masih Bawa Bursa Futures Wall Street HijauFoto: Presiden AS Donald Trump berbicara dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He di Kantor Oval Gedung Putih di Washington, AS, 4 April 2019. REUTERS / Jonathan Ernst

Kedua belah pihak melakukan "diskusi konstruktif" tentang "isu inti masing-masing pihak" dan setuju untuk tetap berhubungan erat.

Kabar tersebut menambah rentetan kabar positif setelah sebelumnya Penasehat Ekonomi Gedung Putih Lawrence 'Larry' Kudlow menyampaikan bahwa Washington "semakin dekat" untuk mencapai kesepakatan dagang dengan Beijing,

"Kita sudah semakin dekat. Mood-nya cukup bagus," ujar Kudlow, di acara Council on Foreign Relations di Washington, seperti diberitakan Reuters.


Perkembangan tersebut tentu mengangkat kekhawatiran pelaku pasar atas resiko tidak dapat ditandatanganinya kesepakatan dagang fase pertama dalam waktu dekat.

CNBC International melaporkan pada pekan lalu bahwa AS sedang berusaha mendapatkan konsesi yang lebih besar dari China terkait dengan perlindungan kekayaan intelektual dan penghentian praktik transfer teknologi secara paksa.

Di sisi lain, Beijing dikabarkan enggan untuk memasukkan komitmen untuk membeli produk agrikultur asal AS dalam jumlah tertentu dalam teks kesepakatan dagang tahap satu. Selain itu, Negeri Tiongkok juga menegaskan bahwa penghapusan bea masuk adalah faktor kunci untuk mencapai damai dagang.

Pada hari ini investor akan mencermati data indeks penjualan rumah bulan November yang akan dirilis oleh Asosiasi Pengembang Rumah AS (National Association of Home Builders/NAHB) pada pukul 22:00 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dwa/tas) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular