Ekspor Non Migas Anjlok Lagi, Straits Times Merundung

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
18 November 2019 09:24
indeks Straits Times (STI) dibuka melemah 0,22% ke level 3.231,89 indeks poin.
Foto: SGX, Bursa Singapura REUTERS/Edgar Su/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham acuan Singapura memulai perdagangan pekan ini, Senin (18/11/2019), di zona merah di mana indeks Straits Times (STI) dibuka melemah 0,22% ke level 3.231,89 indeks poin. Pelemahan ini seiring rilis data neraca perdagangan lebih rendah dari konsensus pasar.

Namun, seiring berjalannya waktu, STI mencoba melipir ke zona hijau yang pada pukul 08:28 WIB tercatat menguat 0,06% menjadi 3.240,94 indeks poin.

Ekspor non migas (non-oil domestic exports/NODX) Singapura sepanjang bulan Oktober tercatat melemah 12,3% secara tahunan (year-on-year/YoY), turun lebih dalam dari konsensus pasar yang memproyeksi penurunan 10,4% YoY, dilansir dari Trading Economics.

Capaian tersebut juga lebih rendah dari bulan sebelumnya yang membukukan koreksi 8,1% YoY dan merupakan pertumbuhan negatif 8 bulan beruntun.



Dari sisi rekan dagang, ekspor non migas Negeri Singa bulan kemarin mencatatkan penurunan terdalam untuk Jepang (30,3% YoY), Taiwan (23,8% YoY) dan China (20,3% YoY).

Sementara itu, jika pergerakan secara bulanan neraca perdagangan bulan Oktober tercatat sebesar US$ 3,78 miliar, lebih rendah dari kinerja bulan September yang sebesar US$ 383 miliar.

Lebih lanjut, STI dapat menguat didorong kabar hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang sepertinya kembali mesra setelah perwakilan dagang kedua negara dikabarkan memiliki diskusi yang konstruktif di akhir pekan.

Salah satu media milik pemerintah China, Xinhua, melaporkan bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He bersama dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin melakukan pembicaraan terkait kesepakatan fase pertama lewat telpon pada Sabtu pagi (16/11/2019), dilansir CNBC International.

Kedua belah pihak melakukan "diskusi konstruktif" tentang "isu inti masing-masing" dan setuju untuk tetap berhubungan erat.

Sebelumnya, Penasehat Gedung Putih Larry Kudlow menyampaikan bahwa Washington "semakin dekat" untuk mencapai kesepakatan dagang dengan Beijing,

"Kita sudah semakin dekat. Mood-nya cukup bagus," kata Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, di acara Council on Foreign Relations di Washington, seperti diberitakan Reuters.

Semoga saja berita terbaru ini benar-benar berujung pada penandatanganan kesepakatan fase pertama dalam waktu dekat. Pasalnya, jika perang dagang terus berlanjut, maka ekonomi Singapura akan terus tersakiti, terutama dari sisi ekspor.

Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi lainnya dari Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


(dwa/dwa) Next Article Tanda-tanda Resesi Mencuat, Straits Times Babak Belur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular