
Sedih, IHSG Tak Jadi Jawara di Asia Minggu Ini
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
16 November 2019 12:50

Walau neraca perdagangan bulan Oktober secara tak terduga mencatatkan surplus sebesar US$ 160 juta, tetapi harus tetap hati-hati pasalnya impor turun lebih dalam dan ekspor juga masih terkontraksi. Indikator ekonomi Indonesia lainnya juga mengindikasikan bahwa perekonomian ibu pertiwi sedang tidak baik-baik saja.
Indonesia merupakan negara yang perekonomiannya ditopang oleh konsumsi domestik. Pada kuartal III-2019, konsumsi rumah tangga menyumbang 56,52% dari pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Namun, hawa kelesuan konsumsi dan pelemahan daya beli masyarakat mulai terasa. Hal itu tercermin dari beberapa indikator seperti data penjualan otomotif, penjualan ritel dan data lain yang sifatnya lebih makro seperti Indeks Keyakinan konsumen atau IKK.
Pada Oktober, penjualan mobil turun 9,5% year-on-year (y-o-y). Sudah empat bulan beruntun penjualan mobil berada di teritori negatif.
Sementara penjualan sepeda motor turun 2% YoY pada Oktober. Dalam tiga bulan terakhir, penjualan motor terlihat dalam tren menurun.
Data-data di level yang lebih makro juga memberi gambaran serupa. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) memang masih di atas 100, berarti rumah tangga masih optimistis menghadapi perekonomian saat ini dan masa depan. Namun angka IKK terus menurun dalam lima bulan terakhir. Pada Oktober, IKK mencatatkan angka terendah sejak Februari 2017.
Pembelian barang tahan lama (durable goods) terus mengalami penurunan. Porsi pengeluaran untuk konsumsi juga mengarah ke selatan.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi juga terkonfirmasi dari penjualan eceran yang tumbuh melambat pada September.
Bank Indonesia (BI) mengumumkan sepanjang September tahun ini, penjualan ritel hanya dapat tumbuh 0,7% YoY. Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 1,1% dan menjadi laju terlemah sejak Juni 2019. Hawa kelesuan konsumsi dan daya beli masyarakat tanah air membuat IHSG jadi loyo minggu ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Indonesia merupakan negara yang perekonomiannya ditopang oleh konsumsi domestik. Pada kuartal III-2019, konsumsi rumah tangga menyumbang 56,52% dari pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Namun, hawa kelesuan konsumsi dan pelemahan daya beli masyarakat mulai terasa. Hal itu tercermin dari beberapa indikator seperti data penjualan otomotif, penjualan ritel dan data lain yang sifatnya lebih makro seperti Indeks Keyakinan konsumen atau IKK.
Data-data di level yang lebih makro juga memberi gambaran serupa. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) memang masih di atas 100, berarti rumah tangga masih optimistis menghadapi perekonomian saat ini dan masa depan. Namun angka IKK terus menurun dalam lima bulan terakhir. Pada Oktober, IKK mencatatkan angka terendah sejak Februari 2017.
Pembelian barang tahan lama (durable goods) terus mengalami penurunan. Porsi pengeluaran untuk konsumsi juga mengarah ke selatan.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi juga terkonfirmasi dari penjualan eceran yang tumbuh melambat pada September.
Bank Indonesia (BI) mengumumkan sepanjang September tahun ini, penjualan ritel hanya dapat tumbuh 0,7% YoY. Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 1,1% dan menjadi laju terlemah sejak Juni 2019. Hawa kelesuan konsumsi dan daya beli masyarakat tanah air membuat IHSG jadi loyo minggu ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Pages
Most Popular