
Gusar Penyelamatan Muamalat-Jiwasraya, Saham Bank BUMN Anjlok
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
13 November 2019 17:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (13/11/2019) dengan melemah 0,62% ke level 6.142,5. Saham emiten perbankan, terutama bank milik pemerintah alias BUMN, menjadi salah satu faktor yang menekan bursa saham acuan Indonesia.
Di akhir perdagangan sesi II, data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melemah 3,29% menjadi Rp 7.350/saham dan membuatnya masuk ke jajaran top losers dari sisi nilai transaksi.
Harga saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) juga terkoreksi dengan mencatatkan penurunan masing-masing 2,14% ke Rp 6.875/saham dan 1,87% ke Rp 1.840/saham.
Selain itu bank BUMN dengan nilai aset terbesar di industrinya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga turut mencatatkan pelemahan ,di mana harga sahamnya terkoreksi 1% menjadi Rp 3.960/saham.
Katalis negatif yang membuat saham perbankan pelat merah diterpa aksi jual adalah kekhawatiran pelaku pasar terkait rencananya penyelamatan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang kabarnya akan melibatkan bank-bank BUMN.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Heru Kristiyana mengamini rencana penyelamatan tersebut kendati tidak menyebutkan spesifik. Pada waktunya, OJK akan menyampaikan hal tersebut secara rinci bila sudah ada kepastian.
"Nah itu nanti kita ngomong, karena itu lagi berlangsung. Kalau saya ngomong nanti mereka pada lari," ujar Heru di Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Namun Menteri BUMN Erick Thohir membantah isu BUMN akan menyelamatkan Muamalat. Pasalnya, Bank Muamalat merupakan bank swasta dan dimiliki investor asing.
"Bukan saya, itu kan enggak ada hubungannya sama BUMN. Bank Muamalat kan bukan BUMN," tegas Erick di Jakarta, Senin (11/11/2019).
Sementara itu, meski membantah terkait penyelamatan Bank Muamalat, sebaliknya Erick berkomitmen menyelesaikan masalah yang melilit Jiwasraya. Meskipun memang komitmen tersebut dianggap cukup berani oleh Said Didu, mantan Sekretaris Kementerian BUMN periode 2005-2010.
"...[persoalan] Jiwasraya sangat rumit karena menghadapi permasalahan struktural," kata Said Didu, saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (4/11/2019).
Di lain pihak, sentimen lainnya yang turut berdampak pada penurunan harga saham bank BUMN adalah kabar dari Kementerian BUMN yang saat ini tengah mengevaluasi performa top tier BUMN, yakni jajaran direksi dan komisaris, tanpa ada diskriminasi.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan Erick akan melakukan evaluasi terhadap bos-bos BUMN yang memiliki performa kurang baik, apalagi yang dinilai tak mendukung visi dan misi yang akan dijalankan presiden hingga 5 tahun ke depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article RUPSLB Bank BUMN Kelar, Ini PR 4 Bank Pelat Merah
Di akhir perdagangan sesi II, data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melemah 3,29% menjadi Rp 7.350/saham dan membuatnya masuk ke jajaran top losers dari sisi nilai transaksi.
Harga saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) juga terkoreksi dengan mencatatkan penurunan masing-masing 2,14% ke Rp 6.875/saham dan 1,87% ke Rp 1.840/saham.
Selain itu bank BUMN dengan nilai aset terbesar di industrinya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga turut mencatatkan pelemahan ,di mana harga sahamnya terkoreksi 1% menjadi Rp 3.960/saham.
Katalis negatif yang membuat saham perbankan pelat merah diterpa aksi jual adalah kekhawatiran pelaku pasar terkait rencananya penyelamatan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang kabarnya akan melibatkan bank-bank BUMN.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Heru Kristiyana mengamini rencana penyelamatan tersebut kendati tidak menyebutkan spesifik. Pada waktunya, OJK akan menyampaikan hal tersebut secara rinci bila sudah ada kepastian.
"Nah itu nanti kita ngomong, karena itu lagi berlangsung. Kalau saya ngomong nanti mereka pada lari," ujar Heru di Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Namun Menteri BUMN Erick Thohir membantah isu BUMN akan menyelamatkan Muamalat. Pasalnya, Bank Muamalat merupakan bank swasta dan dimiliki investor asing.
"Bukan saya, itu kan enggak ada hubungannya sama BUMN. Bank Muamalat kan bukan BUMN," tegas Erick di Jakarta, Senin (11/11/2019).
Sementara itu, meski membantah terkait penyelamatan Bank Muamalat, sebaliknya Erick berkomitmen menyelesaikan masalah yang melilit Jiwasraya. Meskipun memang komitmen tersebut dianggap cukup berani oleh Said Didu, mantan Sekretaris Kementerian BUMN periode 2005-2010.
"...[persoalan] Jiwasraya sangat rumit karena menghadapi permasalahan struktural," kata Said Didu, saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (4/11/2019).
Di lain pihak, sentimen lainnya yang turut berdampak pada penurunan harga saham bank BUMN adalah kabar dari Kementerian BUMN yang saat ini tengah mengevaluasi performa top tier BUMN, yakni jajaran direksi dan komisaris, tanpa ada diskriminasi.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan Erick akan melakukan evaluasi terhadap bos-bos BUMN yang memiliki performa kurang baik, apalagi yang dinilai tak mendukung visi dan misi yang akan dijalankan presiden hingga 5 tahun ke depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article RUPSLB Bank BUMN Kelar, Ini PR 4 Bank Pelat Merah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular