
Awas, Dolar AS Mulai Dekati Rp 14.100!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 November 2019 08:33

Lagi-lagi investor dipaksa bermain defensif gara-gara hubungan AS-China. Dini hari tadi waktu Indonesia, Presiden AS Donald Trump berpidato di acara Economic Club di New York. Dalam pidato yang berapi-api itu, Trump mengungkapkan beberapa hal soal kesepakatan damai dagang AS-China fase I.
"Kami sudah dekat. Perjanjian dagang AS-China fase I akan terjadi, bahkan bisa terjadi segera," ungkap Trump, seperti dikutip dari Reuters.
Semestinya pernyataan itu berdampak positif, karena pasar dan seluruh dunia memang menanti berakhirnya perang dagang AS-China. Perang yang membuat rantai pasok global rusak, perdagangan lesu, investasi seret, dan pertumbuhan ekonomi terhambat.
Namun ada pernyataan berikutnya yang membuat investor agak cemas. Trump menegaskan bahwa jika kesepakatan dagang batal, maka AS akan mengenakan bea masuk yang lebih tinggi bagi impor produk-produk made in China.
Sejauh ini, AS sudah membebankan bea masuk kepada impor produk China senilai US$ 550 miliar. Sementara China membalas dengan menerapkan bea masuk kepada impor produk AS senilai US$ 185 miliar.
"Saya akan menaikkan bea masuk dengan signifikan jika China tidak membuat kesepakatan. Itu juga akan berlaku bagi negara lain yang memperlakukan AS secara tidak adil," tegas Trump.
Oleh karena itu, pelaku pasar masih pikir-pikir. Sebelum kesepakatan dagang AS-China betul-betul diteken, spekulasi akan berseliweran dengan liar.
Situasi yang aman untuk bermain 'menyerang', jadi lebih baik 'bertahan' dulu sampai semuanya jelas. Investor yang bermain aman membuat aset-aset berisiko di negara berkembang kekurangan peminat. Minimnya arus modal membuat rupiah terpaksa melemah.
(aji/aji)
"Kami sudah dekat. Perjanjian dagang AS-China fase I akan terjadi, bahkan bisa terjadi segera," ungkap Trump, seperti dikutip dari Reuters.
Semestinya pernyataan itu berdampak positif, karena pasar dan seluruh dunia memang menanti berakhirnya perang dagang AS-China. Perang yang membuat rantai pasok global rusak, perdagangan lesu, investasi seret, dan pertumbuhan ekonomi terhambat.
Sejauh ini, AS sudah membebankan bea masuk kepada impor produk China senilai US$ 550 miliar. Sementara China membalas dengan menerapkan bea masuk kepada impor produk AS senilai US$ 185 miliar.
"Saya akan menaikkan bea masuk dengan signifikan jika China tidak membuat kesepakatan. Itu juga akan berlaku bagi negara lain yang memperlakukan AS secara tidak adil," tegas Trump.
Oleh karena itu, pelaku pasar masih pikir-pikir. Sebelum kesepakatan dagang AS-China betul-betul diteken, spekulasi akan berseliweran dengan liar.
Situasi yang aman untuk bermain 'menyerang', jadi lebih baik 'bertahan' dulu sampai semuanya jelas. Investor yang bermain aman membuat aset-aset berisiko di negara berkembang kekurangan peminat. Minimnya arus modal membuat rupiah terpaksa melemah.
(aji/aji)
Next Page
Trump Mau Suku Bunga Negatif
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular