Data Penjualan Eceran Bikin Dolar Singapura K.O Lawan Rupiah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 November 2019 18:01
Selain tertekan data ekonomi, pelaku pasar juga menanti perkembangan perundingan kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Singapura melemah melawan rupiah pada perdagangan Selasa ini (12/11/19) setelah data menunjukkan penjualan eceran Negeri Merlion kembali merosot.

Dolar Singapura melemah 0,09% ke level Rp 10.318,74 di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Berdasarkan data dari Trading Economics, penjualan eceran Singapura turun 2,2% year-on-year (YoY) di bulan September, dari bulan sebelumnya yang turun lebih dalam 4% YoY. Dengan rilis bulan September, penjualan eceran Singapura telah menurun dalam delapan bulan berturut-turut.



Data tersebut menunjukkan bagaimana lemahnya daya beli warga Singapura, yang membuat perekonomiannya melambat signifikan.

Pada kuartal-III 2019, ekonomi Singapura hanya tumbuh 0,1% YoY, sama dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya. Sementara di kuartal I tahun ini, ekonomi Negeri Merlion masih tumbuh 1,1%

Selain tertekan data ekonomi, pelaku pasar juga menanti perkembangan perundingan kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Presiden AS Donald Trump yang akan berpidato di ajang Economic Club Selasa siang waktu setempat.

Terakhir kali berbicara pada akhir pekan lalu, Trump mengatakan perundingan kesepakatan dagang dengan China berjalan dengan baik, tetapi hanya akan menandatangani kesepakatan dengan China jika hal tersebut menjadi yang terbaik bagi Negeri Paman Sam.



Trump juga menyatakan ada pemberitaan yang kurang tepat soal bea masuk. Sebelumnya, sempat beredar kabar bahwa AS-China sepakat untuk menghapus bea masuk yang berlaku selama masa perang dagang lebih dari setahun terakhir, sebagaimana dilansir CNBC International.

AS sudah mengenakan bea masuk terhadap importasi produk China senilai US$ 550 miliar. Sedangkan China membebankan bea masuk kepada impor produk made in the USA senilai US$ 185 miliar.

Seperti diketahui sebelumnya, China pada pekan lalu mengklaim jika sudah mencapai kesepakatan dengan AS untuk membatalkan sebagian bea masuk.

Mengutip CNBC International pada Kamis (7/11/19), Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng mengatakan baik AS maupun China setuju untuk membatalkan rencana pengenaan berbagai bea masuk. Perundingan yang konstruktif dalam dua pekan terakhir membuat kedua negara sudah dekat dengan kesepakatan damai dagang fase I.



Namun, Peter Navarro, Penasihat Perdagangan Gedung Putih, menegaskan bahwa belum ada kesepakatan soal penghapusan bea masuk. Dia menilai China melakukan klaim sepihak.

"Sampai saat ini belum ada kesepakatan mengenai pencabutan bea masuk sebagai syarat ditandatanganinya perjanjian damai dagang fase I. Mereka (China) mencoba bernegosiasi di ruang publik," tegas Navarro dalam wawancara bersama Fox Business Network, seperti dikutip dari Reuters.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/tas) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular