
Wow! Sepi Isu, 3 Saham Emiten Ini Meroket 30% Sehari

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak tiga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami kenaikan harga saham hingga di atas 30% dalam sehari pada penutupan perdagangan Selasa ini (12/11/2019) di tengah sepinya aksi korporasi emiten tersebut.
Penguatan harga saham tersebut juga terjadi di tengah aksi jual bersih (net sell) asing yang hari ini cukup gencar mencapai Rp 508,98 miliar di semua pasar, di mana net sell di pasar reguler menembus Rp 483,86 miliar.
Data perdagangan BEI mencatat, tiga emiten tersebut yakni PT Eastpark Hotel Tak (EAST) sahamnya melesat 34,57% di level Rp 109/saham, atau kena auto reject atas karena menyentuh kenaikan maksimal sehari 35% pada rentang harga saham Rp 50-200/saham. Nilai transaksi perdagangan Rp 74 miliar dan volume perdagangan 77,49 juta saham.
Berikutnya saham PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk (SKYB) melonjak 34,18% di level Rp 106/saham. Nilai transaksi sebesar Rp 5,31 miliar dan volume perdagangan 54,21 juta saham.
Emiten ketiga yakni PT Andira Agro Tbk (ANDI) sahamnya melesat 32,16% di level Rp 226/saham dengan nilai transaksi Rp 14,1 miliar dan volume perdagangan 68,38 juta saham.
Fundamental
Dari sisi fundamental, kinerja Eastpark Hotel masih positif. Pendapatan pada 9 bulan tahun ini atau per September 2019 naik menjadi Rp 44,67 miliar, dari periode yang sama tahun lalu Rp 37,46 miliar, sementara laba bersih juga naik menjadi Rp 4,39 miliar dari sebelumnya Rp 1,16 miliar.
Belum ada aksi korporasi perusahaan hingga saat ini selain rilis laporan keuangan. Eastparc tercatat di BEI pada Selasa 9 Juli 2019 dengan harga perdana Rp 133/saham.
Untuk Northcliff, saat ini masih menjalankan bisnis eksisting yakni distribusi penjualan voucher pulsa di mana bisnis ini dijalani oleh perusahaan ketika masih bernama PT Skybee Tbk.
Namun dengan kepemilikan baru di bawah kendali Northcliff Indonesia, perseroan, sebagaimana dalam pernyataannya, akan mendiversifikasi usaha agar bisa memperbaiki kinerja. Beberapa sektor yang potensial akan dikembangkan yakni properti, tambang, dan logistik.
Perusahaan sebelumnya juga mengakuisisi perusahaan sawit PT Meta Epsi Agro (MEA). Perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit.
Selain itu, SKYB juga mengakuisisi 11,04% saham perusahaan multifinance PT Intan Baruprana Finance Tbk, mencaplok PT Taman Suci Abadi (TSA), PT Griya Boga Selaras (GBS), dan PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk.
Dari sisi kinerja 9 bulan, pendapatan SKYB turun menjadi Rp 3,66 miliar dari periode yang sama sebelumnya Rp 4,25 miliar, sementara perusahaan masih menderita rugi bersih Rp 26,96 juta dari rugi bersih sebelumnya Rp 1,23 miliar.
Emiten ketiga, Andira Agro baru tercatat di BEI pada 16 Agustus lalu di harga perdana Rp 200/saham. Saham perusahaan sawit ini bahkan sempat melonjak 165% dan membuat BEI memasukkan saham ini dalam pengawasan khusus karena peningkatan harga dan aktivitas saham yang di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA).
Andira Agro merupakan perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan perkebunan kelapa sawit yang memproduksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang berbasis di Sumatera Selatan.
Aktivitas bisnis perusahaan adalah budidaya dan pemanenan tandan buah segar (TBS) dari pohon kelapa sawit, mengekstraksi dan memurnikan CPO dan inti sawit dari TBS.
Hingga September 2019, atau 9 bulan tahun ini, pendapatan perusahaan turun tipis menjadi Rp 211,95 miliar, dari September 2018 yakni Rp 229,13 miliar. Laba bersih juga turun menjadi Rp 14,78 miliar dari sebelumnya Rp 19,02 miliar.
Saat ini perusahaan memiliki konsesi untuk tanaman inti dan plasma seluas 12.172 hektare dengan perincian 5.463 hektare adalah tanaman inti, plasma seluas 4.668 hektare dan perluasan lahan untuk inti dan plasma seluas 2.041 hektare.
Simak analisis saham emiten CPO
(tas/hps) Next Article 10 Saham di BEI Masuk Indeks MSCI, tapi 14 Didepak!
