
Sepi IPO BUMN, 2020 Jadi Waktu Tepat untuk Go Public!
Syahrizal Sidik , CNBC Indonesia
11 November 2019 17:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Para analis merekomendasikan tahun depan menjadi waktu tepat bagi perusahaan-perusahaan pelat merah dan anak usahanya yang berencana melantai di bursa saham melalui skema penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Analis Royal Investum Sekuritas, Wijen Ponthus berpendapat, prospek ekonomi Indonesia dan global diyakini akan membaik tahun depan. Apalagi, Indonesia juga sudah menyelesaikan perhelatan Pilpres di tahun 2019, sehingga kepercayaan dunia usaha akan kembali pulih.
"Tahun depan IHSG akan bergerak cenderung positif dibandingkan tahun ini apalagi sudah lewat gejolak politik, tahun depan adalah waktu yang tepat untuk BUMN untuk IPO," kata Wijen Ponthus, Senin (11/11/2019) di Jakarta.
Harus diakui, dampak perang dagang antara AS dan China yang berkecamuk sejak medio 2018 lalu, membuat perekonomian global menjadi serba tidak pasti, dampak perlambatan ekonomi juga terasa bagi Indonesia.
Sepanjang triwulan III-2019, mengacu data yang dipublikasi Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,02% secara tahunan, lebih rendah dari triwulan II-2019 dan triwulan I-2019 masing-masing sebesar 5,05% dan 5,07% secara tahunan.
Ini menjadi tantangan, sebab, dari IPO yang sudah berlangsung sepanjang tahun berjalan di BEI, belum banyak perusahaan tercatat dengan emisi jumbo.
"Daya beli atau daya serap investor ritel terhadap saham-saham yang baru IPO ini relatif terbatas," ungkap dia menambahkan.
Sementara itu, Director Equity-Fixed Income Trading & CRM Bahana Sekuritas Ermawati A. Erman, meyakini, IPO dari perusahaan-perusahaan BUMN tahun depan lebih semarak lagi.
"Kita optimistis, sekarang kalau keadaan market kita mungkin BUMN atau anak usaha belum melantai tahun ini, tapi tahun depan dengan beriringnya kebutuhan belanja modal jalan terus," terang Ermawati, Senin (11/11/2019) di Jakarta.
Hal ini, kata Ermawati, ditopang dari kondisi ekonomi makro yang stabil, fiskal yang terjaga dan stimulus moneter dari sisi kebijakan pemangkasan suku bunga acuan.
Beberapa anak usaha BUMN memang tengah dalam proses IPO kendati ada juga yang menunda prosesnya tahun depan. Sejumlah anak usaha BUMN itu di antaranya PT Wika Realty, PT Pelabuhan Tanjung Priok, PT Wika Industri dan Konstruksi, dan PT Rumah Sakit Pelni.
Adapun dua anak usaha PT Adhi Karya Tbk yakni PT Adhi Commuter Properti (ACP) dan PT Adhi Persada Gedung (APG) akhirnya menunda IPO tahun depan.
Pencatatan saham perusahaan BUMN ini mulai dilakukan sejak 1991 dengan tercatatnya saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang saat itu bernama Semen Gresik.
Terakhir kali BUMN listing di antaranya PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) pada 11 Februari 2011 dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) pada 28 Juni 2013. Setelah itu, praktis dalam beberapa tahun terakhir hanya anak-anak perusahaan BUMN yang aktif mencatatkan saham di bursa.
Tahun lalu, anak usaha BUMN yang listing ialah PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) pada 9 Juli 2018, anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), dan PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) pada 28 Mei 2018, anak usaha PT Pertamina (Persero).
Apa kata Tanri Abeng soal direksi BUMN kosong?
Analis Royal Investum Sekuritas, Wijen Ponthus berpendapat, prospek ekonomi Indonesia dan global diyakini akan membaik tahun depan. Apalagi, Indonesia juga sudah menyelesaikan perhelatan Pilpres di tahun 2019, sehingga kepercayaan dunia usaha akan kembali pulih.
"Tahun depan IHSG akan bergerak cenderung positif dibandingkan tahun ini apalagi sudah lewat gejolak politik, tahun depan adalah waktu yang tepat untuk BUMN untuk IPO," kata Wijen Ponthus, Senin (11/11/2019) di Jakarta.
Harus diakui, dampak perang dagang antara AS dan China yang berkecamuk sejak medio 2018 lalu, membuat perekonomian global menjadi serba tidak pasti, dampak perlambatan ekonomi juga terasa bagi Indonesia.
Sepanjang triwulan III-2019, mengacu data yang dipublikasi Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,02% secara tahunan, lebih rendah dari triwulan II-2019 dan triwulan I-2019 masing-masing sebesar 5,05% dan 5,07% secara tahunan.
Ini menjadi tantangan, sebab, dari IPO yang sudah berlangsung sepanjang tahun berjalan di BEI, belum banyak perusahaan tercatat dengan emisi jumbo.
"Daya beli atau daya serap investor ritel terhadap saham-saham yang baru IPO ini relatif terbatas," ungkap dia menambahkan.
Sementara itu, Director Equity-Fixed Income Trading & CRM Bahana Sekuritas Ermawati A. Erman, meyakini, IPO dari perusahaan-perusahaan BUMN tahun depan lebih semarak lagi.
"Kita optimistis, sekarang kalau keadaan market kita mungkin BUMN atau anak usaha belum melantai tahun ini, tapi tahun depan dengan beriringnya kebutuhan belanja modal jalan terus," terang Ermawati, Senin (11/11/2019) di Jakarta.
Hal ini, kata Ermawati, ditopang dari kondisi ekonomi makro yang stabil, fiskal yang terjaga dan stimulus moneter dari sisi kebijakan pemangkasan suku bunga acuan.
Beberapa anak usaha BUMN memang tengah dalam proses IPO kendati ada juga yang menunda prosesnya tahun depan. Sejumlah anak usaha BUMN itu di antaranya PT Wika Realty, PT Pelabuhan Tanjung Priok, PT Wika Industri dan Konstruksi, dan PT Rumah Sakit Pelni.
Adapun dua anak usaha PT Adhi Karya Tbk yakni PT Adhi Commuter Properti (ACP) dan PT Adhi Persada Gedung (APG) akhirnya menunda IPO tahun depan.
Pencatatan saham perusahaan BUMN ini mulai dilakukan sejak 1991 dengan tercatatnya saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang saat itu bernama Semen Gresik.
Terakhir kali BUMN listing di antaranya PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) pada 11 Februari 2011 dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) pada 28 Juni 2013. Setelah itu, praktis dalam beberapa tahun terakhir hanya anak-anak perusahaan BUMN yang aktif mencatatkan saham di bursa.
Tahun lalu, anak usaha BUMN yang listing ialah PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) pada 9 Juli 2018, anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), dan PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) pada 28 Mei 2018, anak usaha PT Pertamina (Persero).
Apa kata Tanri Abeng soal direksi BUMN kosong?
(tas) Next Article Bukan Cuma 2, Tapi 4 BUMN dikabarkan Bakal IPO Tahun Ini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular