
Karena China, Dolar Australia Berbalik Menguat Lawan Rupiah
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 November 2019 16:10

Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Tertekan sepanjang perdagangan hari ini, dolar Australia kini berbalik menguat melawan rupiah menjelang penutupan pasar di Indonesia. Kabar baik dari perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China memberikan sentimen positif bagi dolar Australia.
Pada pukul 15:16 WIB, dolar Australia diperdagangkan di level Rp 9.648,80/AU$ di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya, mata uang Negeri Kanguru ini melemah 0,16% ke Rp 9.626,27/AU$.
Melansir CNBC International, China dilaporkan mengatakan AS dan China telah sepakat untuk membatalkan bea impor tambahan.
Sementara itu, Reuters mengutip sumber dari kementerian perdagangan China melaporkan, Pemerintah Tiongkok mengatakan kedua negara secara bersama-sama harus menghapus bea impor agar mencapai kesepakatan dagang fase pertama. Proporsi bea impor yang dihapus kedua negara juga dikatakan harus sama.
Pasca kabar tersebut, harapan akan adanya penandatangan kesepakatan dagang kembali menguat, setelah sempat diragukan sejak Rabu kemarin.
Pejabat senior di pemerintahan Presiden Donald Trump pada hari Rabu mengatakan kepada Reuters jika penandatanganan kesepakatan dagang bisa ditunda hingga bulan Desember karena diskusi mengenai ketentuan kesepakatan masih berlangsungnya begitu juga dengan pembahasan tempat penandatangan yang masih belum ditentukan.
China merupakan mitra dagang utama Australia, sehingga isu-isu yang terkait dengan negeri Tirai Bambu juga akan mempengaruhi kurs dolar Australia. Ekonomi Australia kini sedang mengalami pelambatan, yang memaksa bank sentral Australia memangkas suku bunga sebanyak tiga kali di tahun ini hingga ke rekor terendah sepanjang masa 0,75%.
Jika kesepakatan dagang AS-China akhirnya ditandatangani, perekonomian China berpeluang akan bangkit, permintaan bahan baku khususnya hasil tambang dari Australia dapat terakselerasi yang pada akhirnya akan mengerek naik perekonomian Negeri Kanguru.
Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) merilis data cadangan devisa Indonesia periode akhir Oktober 2019.
Cadangan devisa per 31 Oktober 2019 tercatat sebesar US$ 126,7 miliar. Angka ini meningkat US$ 2,4 miliar dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat US$ 124,3 miliar.
Kenaikan cadangan devisa ini menjadi pendongkrak performa rupiah melawan dolar Australia pada perdagangan pagi tadi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022
Pada pukul 15:16 WIB, dolar Australia diperdagangkan di level Rp 9.648,80/AU$ di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya, mata uang Negeri Kanguru ini melemah 0,16% ke Rp 9.626,27/AU$.
Sementara itu, Reuters mengutip sumber dari kementerian perdagangan China melaporkan, Pemerintah Tiongkok mengatakan kedua negara secara bersama-sama harus menghapus bea impor agar mencapai kesepakatan dagang fase pertama. Proporsi bea impor yang dihapus kedua negara juga dikatakan harus sama.
Pasca kabar tersebut, harapan akan adanya penandatangan kesepakatan dagang kembali menguat, setelah sempat diragukan sejak Rabu kemarin.
Pejabat senior di pemerintahan Presiden Donald Trump pada hari Rabu mengatakan kepada Reuters jika penandatanganan kesepakatan dagang bisa ditunda hingga bulan Desember karena diskusi mengenai ketentuan kesepakatan masih berlangsungnya begitu juga dengan pembahasan tempat penandatangan yang masih belum ditentukan.
China merupakan mitra dagang utama Australia, sehingga isu-isu yang terkait dengan negeri Tirai Bambu juga akan mempengaruhi kurs dolar Australia. Ekonomi Australia kini sedang mengalami pelambatan, yang memaksa bank sentral Australia memangkas suku bunga sebanyak tiga kali di tahun ini hingga ke rekor terendah sepanjang masa 0,75%.
Jika kesepakatan dagang AS-China akhirnya ditandatangani, perekonomian China berpeluang akan bangkit, permintaan bahan baku khususnya hasil tambang dari Australia dapat terakselerasi yang pada akhirnya akan mengerek naik perekonomian Negeri Kanguru.
Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) merilis data cadangan devisa Indonesia periode akhir Oktober 2019.
Cadangan devisa per 31 Oktober 2019 tercatat sebesar US$ 126,7 miliar. Angka ini meningkat US$ 2,4 miliar dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat US$ 124,3 miliar.
Kenaikan cadangan devisa ini menjadi pendongkrak performa rupiah melawan dolar Australia pada perdagangan pagi tadi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular