
Internasional
OPEC Turunkan Perkiraan Pertumbuhan Permintaan Minyak Global
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
06 November 2019 07:18

WOO menyajikan analisis pasar energi jangka menengah dan jangka panjang, serta proyeksi untuk ekonomi global.
OPEC mengharapkan permintaan minyak terus tumbuh pada "tingkat yang relatif sehat" selama lima tahun ke depan, memprediksi peningkatan 6,1 juta b/d bila dibandingkan dengan tingkat pada tahun 2018.
Pertumbuhan rata-ratanya akan menjadi sekitar 1 juta b/d selama periode jangka menengah, kata OPEC, dengan permintaan tambahan kemungkinan akan datang, terutama dari negara-negara non-OECD.
Dalam jangka panjang, permintaan minyak dunia diproyeksikan naik sekitar 12 juta b/d, naik dari 98,7 juta b/d pada 2018 menjadi 110,6 juta b/d pada 2040.
India dianggap sebagai negara dengan pertumbuhan permintaan minyak tercepat, dan permintaan tambahan terbesar selama dua dekade berikutnya.
"Di tingkat global, pertumbuhan diperkirakan melambat dari tingkat 1,4 juta b/d pada 2018 menjadi sekitar 0,5 juta b/d menjelang akhir dekade berikutnya," kata OPEC dalam laporan itu.
Sementara itu, sejumlah pengamat menilai peningkatan pasokan akan terjadi.
"Kami melihat peningkatan besar dalam pasokan non-OPEC dalam beberapa bulan ke depan, bukan hanya Amerika Serikat (yang masih terus tumbuh) tetapi kami melihat lonjakan besar dari Brasil dan Norwegia, dan satu atau dua negara lain," kata Neil Atkinson, kepala industri minyak dan divisi pasar di Badan Energi Internasional (IEA), mengatakan kepada CNBC "Squawk Box Europe".
"Sementara itu, pertumbuhan permintaan melambat karena iklim ekonomi yang lebih buruk. Jadi, kami melihat kembalinya surplus besar di awal tahun depan."
Atkinson dari IEA mengatakan OPEC+ harus memutuskan, apakah pengurangan produksi lebih lanjut diperlukan pada awal Desember. Dia menambahkan kelompok itu harus memutuskan dengan pengetahuan bahwa tekanan pada harga "jelas akan turun dibandingkan naik."
(sef/sef)
OPEC mengharapkan permintaan minyak terus tumbuh pada "tingkat yang relatif sehat" selama lima tahun ke depan, memprediksi peningkatan 6,1 juta b/d bila dibandingkan dengan tingkat pada tahun 2018.
Pertumbuhan rata-ratanya akan menjadi sekitar 1 juta b/d selama periode jangka menengah, kata OPEC, dengan permintaan tambahan kemungkinan akan datang, terutama dari negara-negara non-OECD.
India dianggap sebagai negara dengan pertumbuhan permintaan minyak tercepat, dan permintaan tambahan terbesar selama dua dekade berikutnya.
"Di tingkat global, pertumbuhan diperkirakan melambat dari tingkat 1,4 juta b/d pada 2018 menjadi sekitar 0,5 juta b/d menjelang akhir dekade berikutnya," kata OPEC dalam laporan itu.
Sementara itu, sejumlah pengamat menilai peningkatan pasokan akan terjadi.
"Kami melihat peningkatan besar dalam pasokan non-OPEC dalam beberapa bulan ke depan, bukan hanya Amerika Serikat (yang masih terus tumbuh) tetapi kami melihat lonjakan besar dari Brasil dan Norwegia, dan satu atau dua negara lain," kata Neil Atkinson, kepala industri minyak dan divisi pasar di Badan Energi Internasional (IEA), mengatakan kepada CNBC "Squawk Box Europe".
"Sementara itu, pertumbuhan permintaan melambat karena iklim ekonomi yang lebih buruk. Jadi, kami melihat kembalinya surplus besar di awal tahun depan."
Atkinson dari IEA mengatakan OPEC+ harus memutuskan, apakah pengurangan produksi lebih lanjut diperlukan pada awal Desember. Dia menambahkan kelompok itu harus memutuskan dengan pengetahuan bahwa tekanan pada harga "jelas akan turun dibandingkan naik."
(sef/sef)
Next Page
Momentum Mobil Listrik
Pages
Most Popular