
Rupiah Lesu di Kurs Tengah BI, Terlemah Kedua Asia di Spot
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 November 2019 10:20

Dolar AS memang sedang perkasa. Pada pukul 10:08 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,09%.
Ternyata isu damai dagang AS-China juga berdampak positif terhadap mata uang Negeri Paman Sam. Sebab kala AS-China berdamai, maka ekspor Negeri Adidaya akan membaik sehingga menambah pasokan devisa dan menopang nilai tukar mata uang.
Hubungan AS-China memang semakin mesra. Kedua negara berencana untuk menandatangani perjanjian damai dagang fase I pada bulan ini.
Perjanjian ini bukan kaleng-kaleng. Financial Times mengabarkan, Washington kini sedang mempertimbangkan untuk mencabut sebagian bea masuk terhadap importasi produk-produk China. Bea masuk yang rencananya dicabut adalah 15% untuk importasi produk China senilai US$ 112 miliar yang berlaku pada 1 September.
Sebelumnya, Washington juga mempertimbangkan untuk mencabut status Huawei di daftar hitam. Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat perusahaan AS sudah boleh menjual produknya he Huawei. Pasalnya, memang sudah banyak aplikasi dari perusahaan Negeri Paman Sam untuk berbisnis dengan Huawei.
"Pemerintah sudah menerima 206 aplikasi, itu jumlah yang banyak. Jujur saja, lebih banyak dari perkiraan kami. Jadi, izin akan keluar dalam waktu dekat. Hubungan kami sedang bagus, banyak kemajuan yang dicapai. Tidak ada alasan untuk mundur," papar Ross, seperti diberitakan Reuters.
Perkembangan ini semakin mengukuhkan bahwa damai dagang AS-China sudah di depan mata. Tidak hanya membuat risk appetite investor meningkat, damai dagang juga membuat prospek ekonomi AS lebih cerah. Akibatnya, permintaan terhadap mata uang ini meningkat sehingga nilai tukarnya menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Ternyata isu damai dagang AS-China juga berdampak positif terhadap mata uang Negeri Paman Sam. Sebab kala AS-China berdamai, maka ekspor Negeri Adidaya akan membaik sehingga menambah pasokan devisa dan menopang nilai tukar mata uang.
Hubungan AS-China memang semakin mesra. Kedua negara berencana untuk menandatangani perjanjian damai dagang fase I pada bulan ini.
Sebelumnya, Washington juga mempertimbangkan untuk mencabut status Huawei di daftar hitam. Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat perusahaan AS sudah boleh menjual produknya he Huawei. Pasalnya, memang sudah banyak aplikasi dari perusahaan Negeri Paman Sam untuk berbisnis dengan Huawei.
"Pemerintah sudah menerima 206 aplikasi, itu jumlah yang banyak. Jujur saja, lebih banyak dari perkiraan kami. Jadi, izin akan keluar dalam waktu dekat. Hubungan kami sedang bagus, banyak kemajuan yang dicapai. Tidak ada alasan untuk mundur," papar Ross, seperti diberitakan Reuters.
Perkembangan ini semakin mengukuhkan bahwa damai dagang AS-China sudah di depan mata. Tidak hanya membuat risk appetite investor meningkat, damai dagang juga membuat prospek ekonomi AS lebih cerah. Akibatnya, permintaan terhadap mata uang ini meningkat sehingga nilai tukarnya menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular