
Pemerintah Target Raih Rp 2 T dari Green Sukuk Ritel
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
01 November 2019 13:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan resmi membuka penawaran Green Sukuk Tabungan Ritel pertama di dunia, yakni Green Sukuk Ritel seri ST006. Surat utang berbasis syariah ini dijual melalui online dengan kupon bunga floating sebesar 6,75%, dengan tingkat imbalan acuan BI7-Day Reverse Repo Rate (BI 7DRRR).
Green sukuk ini tidak dapat diperdagangkan hingga jatuh tempo, atau periode early redemption.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, penawaran green sukuk ini untuk membantu pembiayaan APBN terutama menutupi defisit yang ada. Target pembiayaan dari sukuk ini tidak jauh berbeda dengan ST005 yakni Rp 2 triliun.
"Target sampai dengan Rp 2 triliun untuk masa 3 minggu pemasaran. Yang berbeda adalah underlying proyeknya akan bersifat green ada sembilan eligible sektor," kata Luky saat peluncuran, Jumat (01/11/2019).
Luky mencontohkan proyek-proyek hijau yang akan difokuskan yakni pengelolaan sampah, green building, ataupun energi terbarukan. Adanya inovasi ini diharapkan bisa menyasar investor baru khususnya generasi milenial yang memiliki fokus pembangunan bersifat hijau.
"Ketika kalau kita memasarkan online, ada perubahan dan shifting profile investor. Dengan platform online majority dari milenial mendominasi 50-51% kita bidik juga mereka punya concern pembangunan yang bersifat berkelanjutan," katanya.
Green sukuk ritel akan menjadi surat utang ritel terakhir untuk tahun ini. Menurut Luky, setelah penerbitan green sukuk ini pemerintah akan mengevaluasi untuk menentukan apakah tahun depan akan menerbitkan lagi.
"Dalam menerbitka ini kami sudah ada stateginya, kalau sudah jenuh dari kemarin-kemarin ya kami berinovasi juga," kata Luky.
Green Sukuk Ritel Seri ST006 resmi ditawarkan pada 1-21 November 2019, dan tanggal jatuh tempo 10 November 2021. Adapun minimum pembelian senilai Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar.
Untuk periode pertama, yang akan dibayar pada tanggal 10 Januari 2020 dan tanggal 10 Februari 2020 berlaku kupon sebesar 6,75% (BI 7 days reverse repo rate pada saat penetapan sebesar 5,00% di tambah spread yang ditetapkan sebesar 175bps).
Spread tersebut tetap sebesar 175 bps sampai dengan jatuh tempo. Tingkat kupon untuk periode 3 bulan pertama sebesar 6,75% tersebut berlaku sebagai tingkat kupon minimal (floor). Tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.
(hps/hps) Next Article Rilis Green Bond USD 1,11 M, Ini Target Bisnis Star Energy
Green sukuk ini tidak dapat diperdagangkan hingga jatuh tempo, atau periode early redemption.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, penawaran green sukuk ini untuk membantu pembiayaan APBN terutama menutupi defisit yang ada. Target pembiayaan dari sukuk ini tidak jauh berbeda dengan ST005 yakni Rp 2 triliun.
Luky mencontohkan proyek-proyek hijau yang akan difokuskan yakni pengelolaan sampah, green building, ataupun energi terbarukan. Adanya inovasi ini diharapkan bisa menyasar investor baru khususnya generasi milenial yang memiliki fokus pembangunan bersifat hijau.
"Ketika kalau kita memasarkan online, ada perubahan dan shifting profile investor. Dengan platform online majority dari milenial mendominasi 50-51% kita bidik juga mereka punya concern pembangunan yang bersifat berkelanjutan," katanya.
Green sukuk ritel akan menjadi surat utang ritel terakhir untuk tahun ini. Menurut Luky, setelah penerbitan green sukuk ini pemerintah akan mengevaluasi untuk menentukan apakah tahun depan akan menerbitkan lagi.
"Dalam menerbitka ini kami sudah ada stateginya, kalau sudah jenuh dari kemarin-kemarin ya kami berinovasi juga," kata Luky.
Green Sukuk Ritel Seri ST006 resmi ditawarkan pada 1-21 November 2019, dan tanggal jatuh tempo 10 November 2021. Adapun minimum pembelian senilai Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar.
Untuk periode pertama, yang akan dibayar pada tanggal 10 Januari 2020 dan tanggal 10 Februari 2020 berlaku kupon sebesar 6,75% (BI 7 days reverse repo rate pada saat penetapan sebesar 5,00% di tambah spread yang ditetapkan sebesar 175bps).
Spread tersebut tetap sebesar 175 bps sampai dengan jatuh tempo. Tingkat kupon untuk periode 3 bulan pertama sebesar 6,75% tersebut berlaku sebagai tingkat kupon minimal (floor). Tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.
(hps/hps) Next Article Rilis Green Bond USD 1,11 M, Ini Target Bisnis Star Energy
Most Popular