
Sentimen Global Campur Aduk, Harga SUN Enggan Beranjak!

Sentimen negatif hari ini datang dari prospek damai dagang Amerika Serikat-China yang memburuk dan menghancurkan pasar saham global semalam hingga pagi ini, sedangkan sentimen positif datang dari angka inflasi yang masih jinak.
Data Refinitiv menunjukkan stagnannya harga surat utang negara (SUN) itu tercermin dari pergerakan empat seri acuan (benchmark) yang masih variatif di mana dua seri mengalami penguatan harga dan lainnya terkoreksi sehingga tingkat imbal hasilnya (yield) naik.
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang menguat adalah FR0068 dan FR0079 yang bertenor 15 tahun dan 20 tahun, sedangkan yang terkoreksi adalah seri FR0077 dan FR0078 yang bertenor 5 tahun dan 10 tahun.
Yield Obligasi Negara Acuan 1 Nov'19 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 31 Okt'19 (%) | Yield 1 Nov'19 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 31 Okt'19 (%) |
FR0077 | 5 tahun | 6.433 | 6.45 | 1.70 | 6.3998 |
FR0078 | 10 tahun | 7.005 | 7.032 | 2.70 | 6.981 |
FR0068 | 15 tahun | 7.491 | 7.469 | -2.20 | 7.4477 |
FR0079 | 20 tahun | 7.684 | 7.682 | -0.20 | 7.6531 |
Sumber: Refinitiv
Pergerakan harga dan yield SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 533 bps, melebar dari posisi kemarin 531 bps. Yield US Treasury 10 tahun naik 1,1 bps hingga 1,7% dari posisi kemarin 1,69%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.058 triliun SBN, atau 39,08% dari total beredar Rp 2.709 triliun berdasarkan data per 30 Oktober. Angka itu kembali mencatatkan rekor tertinggi baru dari nilai kepemilikan investor asing.
Angka kepemilikannya masih positif Rp 165,53 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat masuk ke pasar SUN senilai Rp 4,76 triliun, sedangkan sejak awal bulan masih surplus Rp 29,39 triliun.
Dari pasar surat utang negara berkembang dan negara maju, mayoritas mengalami penguatan harga sehingga yield mayoritas obligasi negara turun.
Hal tersebut mencerminkan investor global sedang memburu obligasi pemerintah karena sedang dibekap sentimen negatif terkait dengan sifat instrumen utang yang dinilai lebih aman dibanding pasar ekuitas.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang | |||
Negara | Yield 31 Okt'19 (%) | Yield 1 Nov'19 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 6.535 | 6.44 | -9.50 |
China | 3.281 | 3.313 | 3.20 |
Jerman | -0.402 | -0.409 | -0.70 |
Prancis | -0.096 | -0.101 | -0.50 |
Inggris | 0.629 | 0.624 | -0.50 |
India | 6.643 | 6.427 | -21.60 |
Jepang | -0.139 | -0.181 | -4.20 |
Malaysia | 3.437 | 3.408 | -2.90 |
Filipina | 4.513 | 4.525 | 1.20 |
Rusia | 6.44 | 6.48 | 4.00 |
Singapura | 1.775 | 1.756 | -1.90 |
Thailand | 1.565 | 1.545 | -2.00 |
Amerika Serikat | 1.691 | 1.702 | 1.10 |
Afrika Selatan | 8.495 | 8.505 | 1.00 |
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article January Effect Sukses Angkat Harga SUN, Hari Ini Gimana?